Semakin aku melangkah, semakin aku mendengar suara musik yang mengalun lembut. Keenan mengajakku duduk di kursi yang telah disediakan. Setelah itu kain penutup mataku pun dibuka. Aku takjub, aku benar-benar tak menyangka..
“Keenan..!! Kau begitu memanjakanku.” Ucapku di sela-sela keterkejutanku. Musik yang aku dengar begitu syahdu, mengalun indah di telingaku.
Kemudian, Keenan berbisik padaku, "sebentar ya sayang." Ungkapnya sambil berjalan menjauhiku.
Naluri wanitaku langsung tersentak. Lirih, bisikkan Keenan tak seperti biasanya. Ada nada kegembiraan terpancar dari binar matanya. Dan, aku terkejut. Nyanyian syahdu yang aku nikmati tadi, diganti dengan alunan suara yang begitu indah dan merdunya. Suara yang selama ini aku rindu. Suara yang membuatku terharu.
"Keenan, ada apa sayang?" Lirihku bergumam.
Keenan hanya melemparkan senyum, tangannya dengan lembut mengandeng tanganku menuju meja kecil yang di atasnya diletakkan sebuah kue ulang tahun yang sangat indah. Keenan memang luar biasa..
"Keenan, semua ini untukku?" Mataku berbinar.
"Iya sayang, kamu suka kan?"
Aku hanya mengangguk dan tersenyum, aku kehabisan kata.
"Kirana, izinkan aku membahagiakanmu untuk terakhir kalinya." Tangan Keenan menggenggam tanganku, tatapannya tajam, seakan sedang menelusuri kedalaman hatiku.
Aku terpanah! Panah itu menembus jantungku. "Terakhir kalinya? Maksud kamu apa Keenan?"