Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kupu-kupu Malam

14 Mei 2016   13:38 Diperbarui: 14 Mei 2016   13:56 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen Kolaborasi

Oleh: Imas Siti Liawati dan Putri Apriani

"Bu, apa di sini ada surga?" tanya anakku, menggenggam kedua kakiku.

Anakku semakin besar. Usianya kini menginjak angka lima. Pertanyaan demi pertanyaan ia lontarkan begitu saja, beberapa bisa kujawab, beberapa lagi tidak. Ada satu pertanyaan yang menjadi favoritnya, hampir setiap hari ia lemparkan pertanyaan itu padaku. Aku hanya dilempar pertanyaan, tapi rasanya mungkin hampir sama ketika aku dilempar dinamit berkekuatan tinggi.

"Bu, Ayah di mana? Apa aku punya Ayah?"

Jurus andalanku ketika pertanyaan itu keluar adalah mengatakan bahwa Ayahnya sedang bekerja di kota yang sangat jauh. Dan seketika ia mengangguk percaya padaku. Tapi anehnya, keesokan harinya ia seakan tak memercayaiku dengan menanyakan pertanyaan yang sama.

Ah, bahkan aku tak tahu Ayahmu yang mana, Nak, batinku.

Setiap malam, ketika anakku tertidur pulas. Aku beranjak pergi mencari uang, menguras kantong pria-pria hidung belang yang haus akan nafsu. Yang rindu belaian wanita jalang karena tak puas hidup dengan satu istri.

Yah, sementara hanya itu yang mampu aku lakukan, agar aku dan anakku dapat terus menjalani hidup.

"Bu, apa di sini ada surga?" tanya anakku  dengan menggenggam kedua kakiku. Aku terkesiap seketika. Tanpa sadar kutepis tangan anakku. Ia menatapku bingung. Cepat-cepat kuulas senyuman dan menariknya untuk duduk di sebelahku.

“Maafkan Ibu. Tadi Ibu sedikit kaget,” kataku pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun