[caption caption="[Menggenggam Hina: dokpri]"][/caption]
bau!
kotor!
menjijikan!
hei, tunggu dulu!
siapa yang kau caci?
bukankah semua manusia sama?
sama derajatnya di hadapan Tuhan?
berkacalah barang sejenak
sudah bersihkah dirimu?
Â
tubuh mungilnya mampu mengangkat bebanÂ
beban yang kau pun tak sanggup mengangkatnya
tangannya tak ragu menggenggam hina
sampah terserak yang kau sebut hina itu adalah makanan sehari-harinya
Â
cercaan barangkali sudah tak asing dalam hidupnya
namun ia tak ingin berpangku tangan
apalagi mengharap belas kasihan
karena baginya hidup adalah perjuangan
Â
perempuan tangguh
berpakaian lusuh
walau peluh membanjiri tubuh
walau kisah hidupnya telah tertulis sedemikian keruh
tak sedikitpun dari bibirnya keluarkan keluh
melalui wudhu wajah keriputmu terbasuh
tak lupa mengukir doa di kala subuh
Â
Ilustrasi : dokumentasi pribadi
Baca Juga : [100Puisi] Dalam Sebungkus Pecel