Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber] Hujan dan Cemburu

18 November 2015   08:37 Diperbarui: 18 November 2015   14:20 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lalu di mana dia?” Tanyaku dengan penuh penasaran. 

Kau terdiam Gie, entahlah, entahlah mengapa kau tak menjawabnya, entahlah apa yang sedang kau sembunyikan? Aku ingin mendapatkan jawabannya, Gie! Dari mulutmu sendiri tentunya. 

Ingatanku menerawang ke beberapa waktu lalu, ketika kita masih mengecap manisnya cinta yang kita bangun, Gie. Kita pernah berjanji, akan selalu mencintai selamanya, hingga ujung waktu, katamu. Bahkan beberapa kali kau pernah ungkapkan perasaanmu itu melalui sebuah puisi, kau ingat Gie? 

Dalam secarik memori, kutuliskan segala kenangan yang pernah terukir manis bersamamu. Sedikitpun tak ada yang getir walau jarak dan waktu sempat menggerus dinding hati yang begitu kokoh ini. 

Walau rembulan enggan bertandang malam ini, namun cahayamu cukup untuk menerangi malamku yang kelam. Tak perlu bersusah payah berkejaran dengan embun, karena sentuhmu telah mampu segarkan aku tiap paginya. 

Bagiku, kau bukan sekadar pria tampan dan mapan karena telah memiliki perusahaan IT sendiri, Gie. Kau ini penyair ulung. Hati wanita mana yang takkan luluh bila kekasihnya memberikan sebuah ungkapan cinta yang begitu indah, semua itu lebih dari indah, Gie. 

Bahkan bukan hanya aku, ada Lisa, Judith, Rindu dan juga Amel yang begitu menggilaimu dulu, Gie. Betapa beruntungnya aku Gie, dapat memilikimu seutuhnya. 

*** 

Hari berikutnya kau berjanji akan mengenalkanku pada seorang wanita, kau tak menyebutkan namanya, hanya saja kau berkata untuk hari selanjutnya aku akan tinggal bersama wanita tersebut. 

Aku dan kamu telah sampai di lobby sebuah kantor ketika seorang gadis manis datang menghampiri. Lobby kantor Gie, kantorku, kantor kami, kantor yang menurut Gie ia bangun demi aku, Rheinara. 

“Hai, aku Nina.” Sambutnya dengan penuh ceria. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun