Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkenalan dengan Kuliner “Aneh” Khas Temanggung

24 Juni 2015   11:00 Diperbarui: 4 April 2017   18:03 32576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sekitar sebulan yang lalu, saya berkesempatan berkunjung ke Temanggung, Jawa Tengah untuk menghadiri sebuah acara. Kabupaten yang terletak di antara lereng gunung Sumbing dan Sindoro ini berbatasan dengan Kabupaten Kendal di bagian utara, Kabupaten Semarang di bagian timur, Kabupaten Magelang di bagian selatan, serta Kabupaten Wonosobo di bagian barat.

Temanggung dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan tembakau rajangan untuk bahan baku rokok kretek. Kabupaten Temanggung menyumbang 40% lebih produk kopi di Jawa Tengah. Tembakau Temanggung dikenal sebagai tembakau lauk dalam pembuatan rokok kretek. Tanaman tembakau banyak dibudidayakan di kawasan lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Perahu. Luasan tanaman tembakau rata-rata 14.000 hektare dan masa panen tembakau antara bulan Juli-September.

Kembali lagi ke cerita awal, beruntung saya tak perlu repot mencari penginapan dan lain sebagainya, karena ada Kompasianer (Mbokde Idamoerid Darmanto) yang berbaik hati membantu segala keperluan yang saya butuhkan, mulai dari antar jemput, menyediakan penginapan include dengan sarapan, makan siang, makan malam, dan semuanya GRATIS! (Hhmm, next time bisa jadi usaha travel dan penginapan nih, hihihii).

Hari pertama, di pagi hari yang cerah (secerah hati saya tentunya, hehe) saya diajak sarapan soto bening Pak Jumali yang terletak di depan kantor Bupati Temanggung. Soto ini agak berbeda dengan soto lainnya, karena selain menikmati sepiring nasi dan soto ayam, kami juga disuguhkan satu piring lauk, yang antara lain terdiri dari bacem ati, tempe tahu, dan perkedel krikil yang diberikan kecap. Rasanya sotonya enak, segar, ditambah dengan lauk yang gurih membuat rasa makin lengkap, namun menurut saya porsinya agak kurang banyak, entah memang porsinya yang sedikit atau memang saya yang sedang kelaparan pada saat itu hehe.

 

 

[Soto Bening Pak Jumali – Dok. Putri Apriani]

 

 

[Bacem Ati, Tempe, Tahu, Perkedel Krikil – Dok. Putri Apriani]

 

Hari kedua rupanya jadi wisata kuliner dadakan bagi kami. Saya diajak ke sebuah pasar yang menurut saya lebih mirip dengan gang senggol. Pasar tersebut adalah Pasar Entho Lama, yang merupakan pasar jajanan tradisonal, lokasinya tidak jauh dari pertigaan Galeh Parakan ke arah barat dan mulai ramai mulai pukul 06.30-11.00 WIB terutama hari Minggu, banyak orang yang berwisata kuliner di sini. Tempatnya memang agak sempit, tapi di sana banyak sekali penjual yang menjajakan berbagai macam jenis makanan atau kue (jajanan pasar/tradisional) yang membuat saya ingin mencoba satu-persatu. Makanya tak heran banyak pengunjung dari luar Temanggung yang datang sekadar ingin mencicipi berbagai jenis kuliner di sini.

 

Keadaan pasar

 

 

[Memasuki Pasar - Dok. Putri Apriani]

 

 

[Aneka Jajan Pasar - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

 

[Aneka Jajan Pasar - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Rasa penasaran saya semakin memuncak, ketika semakin banyak makanan dan kue yang saya lihat. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membeli beberapa jenis makanan tersebut. Berikut rangkumannya.

 

Sego Gono

Sego Gono adalah nasi yang dicampur dengan sayuran kol, buncis dan daun lembayung yang diiris tipis, parutan kelapa, ikan teri, tempe dan kadang-kadang juga ditambah kentang, jeroan iso dll.

 

 

[Sego Gono - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Lento

Lento terbuat dari singkong yang di tumbuk halus diberikan campuran tepung dan juga kedelai, kemudian digoreng. Lento memiliki beberapa macam jenis tergantung dari jenis bahan dasar kacangnya, seperti lento kacang hijau yang terbuat dari bahan dasar kacang hijau, lento singkong terbuat dari bahan singkong dan kacang tolo, dan lento kedelai yang terbuat dari bahan dasar kedelai.

 

 

[Lento - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Perkedel Kimpul

Terbuat dari kimpul (talas) yang direbus kemudian dihaluskan dengan cara ditumbuk, dicampur dengan bumbu halus (bawang merah, bawang putih, merica dan pala) kemudian digoreng hingga kecoklatan.

 

[Perkedel Kimpul - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Tempong

Tempong adalah tempe semangit yang diberi bumbu pedas (cabe, kencur, kemangi) kemudian digoreng menggunakan terigu.

 

 

[Tempong - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Entho Cothot

Makanan ini terbuat dari singkong yang dikupas lalu direbus hingga matang dan lunak, kemudian di tumbuk, biasanya dengan alu hingga agak lembut., kemudian dikepal atau dibuat bulatan-bulatan sebesar kepalan tangan. Dalam perkembangannya ada beberapa variasi, yaitu entho cothot yang digoreng dan didalamnya diberi gula, dan ada juga entho yang diberi warna coklat, ditambah gula aren.

 

[Entho Cothot - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Bubur Saren

Bubur yang satu ini terbuat dari tepung ketan dicampur dengan gula jawa dan rempah seperti jahe, kayu manis dan cengkeh. Kemudian disiram dengan kuah santan dan dibungkus menggunakan daun pisang.

 

 

[Bubur Saren - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Tiwul

Tiwul adalah makanan pokok yang berasal dari tepung gaplek diberikan air, diaduk hingga berbentuk butiran seperti pasir, kemudian dipanaskan menggunakan dandang dan dicampurkan dengan gula merah. Rasanya manis, terasa lebih enak bila ditaburkan parutan kelapa. Kandungan kalori tiwul lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang.

 

 

 [Tiwul - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Jali

Jali adalah sejenis ketan yang berwarna putih, lengket, tetapi bulirnya lebih besar. Rasanya gurih, pas sekali dicicipi dengan parutan kelapa yang dimasak dengan gula merah.

 

 

[Jali - Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Sepulang dari pasar, kami sempat berjalan-jalan (muter-muter cari tiket Temanggung – Depok), hingga kemudian mampir untuk makan siang di salah satu rumah makan Pak Hardjo perikanan mungseng yang menyediakan menu utama yaitu Kupat Tahu Magelang. Rasanya membuat ketagihan, porsinya besar, saya yang hanya pesan setengah porsi sudah cukup merasa kekenyangan.

 

 

[Kupat Tahu Magelang – Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Di meja, sudah tersedia satu piring makanan yang terbungkus daun. Awalnya saya pikir makanan tersebut adalah otak-otak ikan yang biasa disediakan di kebanyakan tempat makan di Jakarta, biasanya disajikan dengan bumbu atau sambal kacang. Dan ternyata ini bukan otak-otak pemirsa, melainkan Kipo, yaitu kue bakar berbentuk lonjong pipih dengan bahan dasar tepung yang berisi adonan gula jawa dan kelapa, dibungkus daun pisang.

 

 

[Kipo – Dok. Idamoerid Darmanto]

 

Bajingan

Ups, maaf, saya tidak sedang berbicara kasar lho, tapi memang begitulah namanya. Bajingan merupakan singkong yang dipotong kecil-kecil kemudian direbus dengan gula merah dan santan.

 

 

[Bajingan – Dok. Putri Apriani]

 

Temanggung sendiri sebenarnya mempunyai banyak kuliner yang khas dengan nama yang unik. Nama-nama ini diangkat dari nama daerah, cara pengolahan, dan bahkan ada yang namanya sangat menjijikkan yang sebenarnya tidak pantas untuk nama makanan, seperti ketan gudig (ketan penuh koreng), ndas borok (kepala borokan/busuk), bol jaran (anus kuda), balung kluwuk (tulang kucing yang busuk), unthuk cacing (rumah cacing) dan sebagainya. Akan tetapi kita perlu menghormatinya karena itu semua sudah turun-temurun dan menjadi ciri khas kuliner di Temanggung. Nah bagi anda yang ingin ke Temanggung, selamat mencoba kuliner “aneh” khas Temanggung ya? :D

 

Sumber Ilustrasi : Temanggung Bersenyum

Sumber Referensi :

Wikipedia

http://www.menjualkerupuk.com

http://kabtemanggung.com

www.temanggungkab.go.id

www.kabarjinggan.blogspot.com

www.promojateng-pemprovjateng.com

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun