Mohon tunggu...
Puti Vidianisa
Puti Vidianisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UPNVJ

Seorang mahasiswi dengan pikiran abstrak dan gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Total Buah Kalimalang Menjadi Pilihan Masyarakat

18 Maret 2019   21:03 Diperbarui: 26 Maret 2019   21:24 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Kalau ke pasar sih aku paling beli pakaian sekolah soalnya harganya bisa ditawar" namun instensitas dirinya mengunjungi pasar tradisional tidak sesering ke pasar modern. Selma mengatakan bahwa membeli buah atau makanan ringan jauh lebih terjamin apabila membeli dipasar modern.

Total buah sebagai salah satu pasar modern yang berbeda dari pasar modern lainnya tak banyak memiliki kegiatan seperti membuka stand makanan , namun Bapak Endang mengatakan bahwa total buah mempersilahkan kepada pihak-pihak luar seperti promos apartemen dan sebagainya. Jika berkunjung ke total buah anda akan menemukan stand dari apartemen tersebut. 

Tidak menutup kemungkinan nanti akan diadakannya event-event, untuk saat ini Total buah merasa tidak memerlukan event-event yang besar. Menurut asisten manajer total buah untuk menggait pembeli datang adalah dengan menjaga kebersihan dan meningkatkan pelayanan dari total buah itu sendiri. Dimulai dari memperbaiki kerusakan dari mesin-mesin yang dapat mempengaruhi kelancaran transaksi, selalu memberikan pelayanan terbaik untuk para pengunjung. 

Kualitas dari pelayanan atau bisa dikatakan bagaimana orang-orang dari tempat tersebut melayani pengunjung merupakan aspek terpenting. "iya lah. Kalau yang melayaninya aja jutek mah mana mungkin saya mau ke sini lagi" tutur Mariana mengenai pelayanan yang diingin oleh pengunjung. Dari jawaban mariana, perwakilan dari pengunjung dapat dilihat bahwa hal tersebut mempengaruhi.

Manusia kini lebih mementingkan kemudahan dalam melakukan segala hal. Dengan berbelanja di pasar modern, mereka dapat mendapatkan barang dengan mudah dan cepat. Selain itu di dalam pasar modern pula tidak perlu berpanas-panasan karena di dalamnya di lengkapi oleh pendingin ruang dan dapat dipastikan pembeli nyaman selama berbelanja di sana. 

Seperti kenyamanan ketika berbelanja. Ketika mengaitkan dengan pasar tradisional, yang pada dasarnya merupakan pasar yang terbuka dan tidak menggunakan pendingin ruangan merupakan suatu hal yang membuat pembeli terganggu, terutama keadaan pasar tradisional yang penuh dengan pembeli. Keramaian yang ada di pasar tradisional terkadang dijadikan ladang kesempatan bagi orang yang melakukan tindakan kriminal, seperti mencopet dan sebagainya. Ketakukan ini pula yang menjadi konsen para pembeli. 

"Jika berbelanja dipasar modern ya lebih tenang. Kemanannya kan terjamin. Apalagi yang kayak saya gini bawa anak, kalo ke pasar tradisional pasti fokus saya terpecah antara memperhatikan barang bawaan dan memperhatikan anak saya"

Sistem pembayaran pada pasar modern juga mempersingkat kegiatan berbelanja. Selain karena harga yang telah ditentukan, perhitungan kembalian uang dan pencatatan harga sudah bukan menggunakan tangan atau secara manual. 

Kini semua sudah menggunakan teknolgi komputerisasi sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah untuk dijalani. Berbelanja di pasar tradisional memerlukan waktu yang lama terutama disaat bernegosiasi dengan harga. 

Selain lama karena bernegosiasi dengan harga, berbelanja di pasar tradisional tidak menggunakan teknologi seperti di pasar modern. Paling tidak menggunakan kalkulator untuk menghitung jumlah keseluruhan berbelanja. 

Dalam hal ini manusia belum bisa menyaingi kecepatan dari kerja sebuah mesin sehingga efisiensi seperti yang dikatakan Ibu Fefi bahwa memang sekarang pembeli lebih mementingkan efisiensi waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun