Oleh: Firman Sulaiman (Pengamat Pendidikan)Â
Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Karena momentum Hari Santri tahun ini bertepatan dengan pilkada, hal yang menarik untuk dicermati ialah program calon kepala daerah untuk pesantren. Dalam artikel kali ini saya hendak membahas program calon gubernur dan wakil gubernur untuk pesantren.
Ada calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar pada Pilgub 2024, yaitu Mahyeldi-Vasko dan Epyardi Asda-Ekos Albar.Â
Di situs Mahyeldivasko.com, khususnya di program pendidikan, tidak ada program khusus untuk pesantren. Sementara itu, Epyardi-Ekos punya program khusus untuk pesantren, yaitu mengalokasikan 20 persen dana pendidikan untuk pesantren.Â
Karena Mahyeldi-Vasko, sebagaimana tertulis dalam program unggulannya tidak mencantumkan secara khusus program untuk pesantren, saya tidak membahas mereka dalam artikel ini sebab artikel ini membahas program calon kepala daerah untuk pesantren.Â
Karena hanya Epyardi-Ekos yang punya program khusus untuk pesantren, dalam artikel ini saya hanya akan membahas program mereka untuk pesantren. Kalau Mahyeldi-Vasko punya program khusus untuk pesantren, tentu saya juga akan membahas program mereka.
Epyardi dalam banyak kesempatan menyampaikan programnya tentang alokasi dana pendidikan sebanyak 20 persen untuk pesantren (rekam jejaknya dapat dilihat di Google dengan kata kunci "Epyardi 20 persen dana pendidikan untuk pesantren").Â
Epyardi berani mengusung program itu dari segi aturan karena memang ada dasar hukum yang membolehkan pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana pendidikan untuk pesantren.Â
Dasar hukumnya ialah Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren. Jadi, dari segi aturan, program Epyardi-Ekos tersebut tidak ada halangan.
Epyardi-Ekos akan mengalokasikan 20 persen dana pendidikan dari APBD Sumbar untuk pesantren untuk berbagai keperluan pesantren, seperti pembangunan infrastruktur fisik. Bantuan dana untuk pesantren tersebut kali pertama disampaikan Epyardi ketika mengunjungi Pesantren Baitur Rafki As Sa'diyah di Jorong Tabek Sirah, Nagari Tabek Sirah, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, Minggu (9/6/2024).Â
Kondisi pesantren pesantren tersebut memprihatinkan, seperti asrama santrinya empat lantai terbuat dari kayu dan kamarnya sempit; tempat wudu dan toilet santrinya kumuh dan kecil; kitab-kitabnya sedikit dan sudah banyak yang rusak kertasnya.Â
Menurut Epyardi, pesantren di Sumbar yang kondisinya tidak layak seperti itu seharusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
"Kalau hal itu dilakukan oleh semua kepala daerah, tidak akan ada pondok pesantren yang seperti ini (tidak layak). Kalau Allah menakdirkan saya menjadi gubernur, tugas sayalah membenahi pondok pesantren seperti ini," ujar Epyardi ketika itu.
Selain akan membantu pesantren dengan mengalokasikan 20 persen dana pendidikan, Epyardi akan membantu pesantren melalui dana aspirasi anaknya, Athari Gauthi, anggota DPR yang duduk di Komisi V. Athari memang sering membawa dana aspirasi dari pusat untuk membenahi pesantren di  Sumbar. Sebagai contoh, Athari membawa dana aspirasi untuk membangun asrama santri berbentuk rusunawa di pesantren Thawalib Padang Panjang. Di Kabupaten Solok sudah banyak pesantren yang mendapatkan bantuan rusunawa itu.
Perhatian Epyardi terhadap pesantren bukanlah hal yang mengherankan. Ia punya pesantren gratis. Nama pesantrennya Pondok Pesantren Darul Ilmi, yang beralamat di Jorong Kubang Gajah, Nagari Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Sejak pesantren tersebut berdiri delapan tahun yang lalu, sejak itu pula pesantren tersebut gratis untuk santri hingga kini.
Orang tua yang ingin mengantarkan anaknya cukup dengan membawa keyakinan dan keikhlasan. Makan, tempat tidur, ruang belajar dan lainnya disediakan dengan layak.
"Tujuan saya bangun ponpes ini hanya untuk mencari keridaan Allah dan rasul. Karena ada rezeki, saya bangun ponpes ini dan gratis untuk semua santri, dari makan, tidur, belajar. Semua fasilitas kami sediakan dengan layak karena kami menganggap santri ini juga anak kami," ucap Epyardi saat pertemuan dengan orang tua santri yang baru masuk tahun ajaran baru di Masjid Ponpes Darul Ilmi pada Rabu (13/7/2022).
Epyardi mendirikan pesantren gratis agar anak sekolah atau santri memiliki ilmu agama yang tinggi dan punya adab, akhlak, serta budi pekerti.
Jadi, kepedulian Epyardi terhadap pesantren, sebagaimana terlihat dalam program pengalokasian 20 persen dana pendidikan untuk pesantren, bukanlah sesuatu yang tidak ada dasarnya.Â
Jauh sebelum Pilgub Sumbar digelar, Epyardi delapan tahun lalu, ketika ia masih menjadi anggota DPR, sudah mendirikan pesantren gratis dengan uang pribadinya. Jangan tanya dari mana uangnya karena ia orang kaya dan alhamdulillah kekayaannya digunakan untuk kebaikan, termasuk untuk bidang agama, yaitu membangun pesantren.
Calon kepala daerah yang punya kepedulian dan perhatian khusus terhadap pesantren perlu didukung. Kenapa? Dalam situasi banyaknya kasus narkoba, maraknya tawuran, merajalelanya judi online, dan tingginya angka LGBT di Sumbar, peran pesantren sangat dibutuhkan karena di pesantren diajarkan nilai-nilai agama, yang tentu saja jauh dari penyakit-penyakit masyarakat seperti yang disebutkan tadi.Â
Pemerintah daerah harus mendukung pesantren untuk melakukan perannya dalam membentuk sumber daya manusia yang agamais dan berkualitas secara akademik. Lalu, apa tugas masyarakat? Salah satu tugas masyarakat ialah memilih calon gubernur yang peduli terhadap pesantren.
Selamat Hari Santri Nasional 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H