Kondisi pesantren pesantren tersebut memprihatinkan, seperti asrama santrinya empat lantai terbuat dari kayu dan kamarnya sempit; tempat wudu dan toilet santrinya kumuh dan kecil; kitab-kitabnya sedikit dan sudah banyak yang rusak kertasnya.Â
Menurut Epyardi, pesantren di Sumbar yang kondisinya tidak layak seperti itu seharusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
"Kalau hal itu dilakukan oleh semua kepala daerah, tidak akan ada pondok pesantren yang seperti ini (tidak layak). Kalau Allah menakdirkan saya menjadi gubernur, tugas sayalah membenahi pondok pesantren seperti ini," ujar Epyardi ketika itu.
Selain akan membantu pesantren dengan mengalokasikan 20 persen dana pendidikan, Epyardi akan membantu pesantren melalui dana aspirasi anaknya, Athari Gauthi, anggota DPR yang duduk di Komisi V. Athari memang sering membawa dana aspirasi dari pusat untuk membenahi pesantren di  Sumbar. Sebagai contoh, Athari membawa dana aspirasi untuk membangun asrama santri berbentuk rusunawa di pesantren Thawalib Padang Panjang. Di Kabupaten Solok sudah banyak pesantren yang mendapatkan bantuan rusunawa itu.
Perhatian Epyardi terhadap pesantren bukanlah hal yang mengherankan. Ia punya pesantren gratis. Nama pesantrennya Pondok Pesantren Darul Ilmi, yang beralamat di Jorong Kubang Gajah, Nagari Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Sejak pesantren tersebut berdiri delapan tahun yang lalu, sejak itu pula pesantren tersebut gratis untuk santri hingga kini.
Orang tua yang ingin mengantarkan anaknya cukup dengan membawa keyakinan dan keikhlasan. Makan, tempat tidur, ruang belajar dan lainnya disediakan dengan layak.
"Tujuan saya bangun ponpes ini hanya untuk mencari keridaan Allah dan rasul. Karena ada rezeki, saya bangun ponpes ini dan gratis untuk semua santri, dari makan, tidur, belajar. Semua fasilitas kami sediakan dengan layak karena kami menganggap santri ini juga anak kami," ucap Epyardi saat pertemuan dengan orang tua santri yang baru masuk tahun ajaran baru di Masjid Ponpes Darul Ilmi pada Rabu (13/7/2022).
Epyardi mendirikan pesantren gratis agar anak sekolah atau santri memiliki ilmu agama yang tinggi dan punya adab, akhlak, serta budi pekerti.
Jadi, kepedulian Epyardi terhadap pesantren, sebagaimana terlihat dalam program pengalokasian 20 persen dana pendidikan untuk pesantren, bukanlah sesuatu yang tidak ada dasarnya.Â
Jauh sebelum Pilgub Sumbar digelar, Epyardi delapan tahun lalu, ketika ia masih menjadi anggota DPR, sudah mendirikan pesantren gratis dengan uang pribadinya. Jangan tanya dari mana uangnya karena ia orang kaya dan alhamdulillah kekayaannya digunakan untuk kebaikan, termasuk untuk bidang agama, yaitu membangun pesantren.
Calon kepala daerah yang punya kepedulian dan perhatian khusus terhadap pesantren perlu didukung. Kenapa? Dalam situasi banyaknya kasus narkoba, maraknya tawuran, merajalelanya judi online, dan tingginya angka LGBT di Sumbar, peran pesantren sangat dibutuhkan karena di pesantren diajarkan nilai-nilai agama, yang tentu saja jauh dari penyakit-penyakit masyarakat seperti yang disebutkan tadi.Â