Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - Data Diri

Purwanto, Owner Ranyono Multimedia - Dosen STT Efata Salatiga - Ketua Umum Badan Kerjasama Gereja-Gereja Salatiga - BKGS Filosofi hidup KOLOSE 3 : 23

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Deklarasi Gereja Ramah Anak Salatiga

23 Oktober 2022   15:00 Diperbarui: 23 Oktober 2022   15:07 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pj.Walikota larut dalam kegembiraan bersama anak-anak pada acara Deklarasi Gereja Ramah Anak, 23 Oktober 2022. Dokpri

Selanjutnya tentu deklarasi gereja ramah anak bukan sekedar acara formalitas dan serimonial belaka, bahwa hal ini juga penting, namun berharap momentum ini dipergunakan bagaimana gereja memiliki perhatian lebih, perhatian serius terhadap eksisteni anak, sebab anak adalah masa depan gereja sekaligus masa depan bagsa. 

Bayangkan saja kalau kita lalai dalam memperhatikan anak dan selanjutnya akan terjadi gelombang loss generation, maka gereja hanya tinggal menjadi bangunan berdiri tanpa hunian, tentu itu tidak kita harapkan.  

Di sisi lain Alkitab mengajarkan betapa pentingnya melayani anak, maka Tuhan Yesus sendiri berpesan : Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10 : 14). 

Itu sebabnya BKGS dalam konteks anak memiliki slogan SATU ANAK BERHARGA DI MATA TUHAN. Sebab satu orang bertobat malaikat-malaikat di sorga bersorak-sorai. 

Maka jangan heran kalau BKGS dengan bersusah payah berupaya keras melayani anak-anak di SD-SD di kota Salatiga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan. 

Sekalipun dalam sekolah itu hanya ada satu anak dan lokasinya di ujung sana namun  BKGS tetap mengupayakan  harus ada guru yang melayaninya,  agar spiritualnya terjaga dengan baik. Sebab Tuhan tidak memandang jumlah. Mari kita jaga, mari kita layani, mari kita perhatikan dengan serius anak-anak kita sebab mereka adalah titipan Tuhan yang percayakan kepada kita.

Di bagian lain gereja tentu juga memiliki tanggung jawab terhadap negara, ketika gereja memperhatikan anak dengan serius sehingga mereka akan menjadi generasi hebat, bermartabat, jadi berkat dan merakyat, bukan sebaliknya jadi pengkianat, maka sesungguhnya gereja sudah turut berkontribusi dalam pembangunan bangsa, menjadikan bangsa lebih aman, tentram dan damai. 

Bandingkan kalau gereja membiarkan anak-anak sehingga mereka bertumbuh menjadi penjambret, pencopet, perampok, penjahat, koruptor, penjudi, pemabuk, pengedar atau bandar narkoba? Maka pasti kehidupan anak-anak merepotkan negara maka itu jangan sampai terjadi.

Tapi bagaimana sebaliknya di antara anak-anak kita kelak jadi Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Camat, Bupati/Walikota, Gubernur, Menteri bahkah Presiden? Kita lihat kita Alkitab seorang gembala bernama Daud atas kehendak Tuhan bisa jadi Raja, seroang buangan namanya Yusuf karena anugerah Tuhan bisa jadi penguasa negara. 

Kita juga lihat di depan mata kita, Jokowi dibesarkan dari keluarga sederhana bahkan dia mengalami beberapa kali pindah rumah karena tempat tinggalnya digusur. (Voffice.com),  beliau ditunjuk Tuhan jadi Presiden, masih ingat cerita Barack Obama? Atas penetapan Tuhan bisa jadi Presiden di negara Adi Daya yang namanya USA. 

Jadi kalau Tuhan berkehendak semua bisa terjadi sebab di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil. Mari kita yakini semua anak memiliki potensi yang sama kelak menjadi orang hebat, maka jangan sekali-kali melalaikan dalam melayani anak.  (pur).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun