Mohon tunggu...
PuteraJS
PuteraJS Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

SHARES BUY-BACK? YA DAN TIDAK (1)

29 Agustus 2015   21:56 Diperbarui: 29 Agustus 2015   21:56 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tentu saja tidak ada pemegang saham yang tidak bergembira karena sekarang bisa mendapatkan potongan pizza (keuntungan) yang lebih besar. Tapi apakah sesederhana itu? Ada kriteria tertentu yang harus dikaji manajemen, sehingga program shares buy-back ini memberi manfaat optimum kepada pemegang sahamnya.

 

Kita mengenal istilah Earning Per-Share/EPS, atau bagian laba per-saham, yaitu laba perusahaan dibagi dengan jumlah saham. Dengan shares buy-back, maka jumlah saham (yang merupakan pembagi) menjadi lebih sedikit. Jika laba perusahaan tetap sama, sementara pembaginya (jumlah saham) berkurang, maka EPS atau bagian laba per-saham akan semakin meningkat. Namun, pertanyaannya adalah : perubahan EPS itu terjadi at what cost?. Apakah mungkin laba perusahaan akan tetap sama jika perusahaan melakukan shares buy- back?. Harus dihitung dampaknya dengan melakukan perbandingan antara persentase penurunan jumlah saham dengan persentase penurunan laba perusahaan.

 

Dalam kerangka berpikir inilah, maka manajemen harus menghitung opportunity cost dari keputusannya untuk melakukan shares buy-back. Jelas, jumlah laba (sebagai pembilang dalam menghitung EPS) tidak akan sama lagi. Apabila pembelian kembali saham itu dilakukan dengan menggunakan dana di dalam perusahaan (yang sementara ditempatkan sebagai deposito), maka laba akan berkurang dengan hilangnya pendapatan bunga deposito.

 

Jika perusahaan harus menarik dana pinjaman untuk bisa melakukan pembelian kembali saham, maka laba perusahaan juga berubah. Laba akan berkurang, karena harus dikurangi dengan biaya bunga untuk pinjaman yang digunakan untuk program pembelian kembali saham. Tidak heran dalam lingkungan bisnis yang ditandai dengan pinjaman bersuku-bunga rendah, program shares buy-back lazim dilakukan. Sejak dimulainya Qantitative Easing/QE, yang kemudian mendorong suku bunga mendekati nol, pembelian kembali saham yang dilakukan perusahaan Amerika mencapai angka fantastis, 2.41 Trilyun Dollar. Tidak heran jika ada media bisnis yang menulis “Wall Street’s new drug is stock buy-back”.

 

Paparan lebih teknis tentang kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk menentukan apakah shares buy-back itu patut dilakukan atau tidak, akan dibahas dalam Bagian-2 artikel ini.

 

Jakarta, 29 Agustus 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun