Mohon tunggu...
Putera Lengkong
Putera Lengkong Mohon Tunggu... Coach OLIMPIAN Emas Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA -

Putera Lengkong, MBA adalah Mental Coach OLIMPIAN EMAS Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA. Pembicara Seminar, Trainer, Mentor, Coach NLP untuk Personal, Team, Business, dan Sport Excellence. Penulis 3 Buku BEST SELLER, 4 CD Audio Laris, dan Business Owner (EO dan training provider, retail, perbankan, developer properti)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kerja Cerdas Tidak Lagi Cukup, Lalu?

16 Maret 2017   15:31 Diperbarui: 26 April 2017   07:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa hebat mereka di lapangan dan di panggung. Publik tiada henti bertepuk tangan dan mengagumi kehebatan mereka. Penggemar pun tak pernah mengedipkan mata dan memburu foto bersama jika berjumpa dengan mereka.

Kurang cerdas apa mereka? Selain bermain di lapangan, mereka juga menjadi bintang iklan. Saat jadi bintang iklan, mereka hanya perlu sekali syuting dan uang mengalir sendiri sepanjang iklan mereka ditayangkan di seluruh saluran media. Mereka cerdas menggandakan “revenue stream” sehingga mereka bisa enjoy menekuni profesi utamanya seolah tanpa beban kekhawatiran akan kelangsungan hidup jika tidak lagi laku.

Cek, apakah ketika mereka menjadi bintang dan bertengger di puncak kejayaan, mereka tak lagi bekerja keras? Tidak! Mereka tetap bekerja keras. Di belakang arena, yang tak semua orang tahu dan melihat, mereka tetap berlatih dengan keras setiap waktu. Selain meningkatkan kecakapan, menjaga mental bertanding, mereka juga merawat otot juara agar tetap lincah kala berlaga. Di belakang panggung mereka tetap berkeringat, di belakang panggung mereka tetap menempa diri dengan disiplin tinggi, di belakang panggung mereka terus mengasah keahlian… di belakang panggung, tanpa tepuk tangan, mereka terus memastikan bahwa saat naik ke pentas, mereka tetaplah yang terbaik.

Atas kerja cerdas, mereka mendapatkan upah. Saat kerja keras, yakni saat latihan, boro-boro dapat upah, bisa jadi yang mereka dapat dari pelatih adalah sumpah serapah, plus harus keluar uang untuk membiayai latihan. Mengapa mereka lakukan itu? Karena tanpa kerja keras, mereka tak akan bisa bekerja cerdas, dan tanpa semuanya mereka tak layak dapat upah lebih dari layak.

Jadi, sebagai trainer dan motivator, saya berpendapat, betapa penting kerja cerdas bersanding dengan kerja keras. Bagaimana menurut Anda?

Selamat bekerja cerdas dan bekerja keras.

Salam Juara!

Putera Lengkong, MBA

http://PuteraLengkong.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun