Mohon tunggu...
Putera Lengkong
Putera Lengkong Mohon Tunggu... Coach OLIMPIAN Emas Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA -

Putera Lengkong, MBA adalah Mental Coach OLIMPIAN EMAS Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA. Pembicara Seminar, Trainer, Mentor, Coach NLP untuk Personal, Team, Business, dan Sport Excellence. Penulis 3 Buku BEST SELLER, 4 CD Audio Laris, dan Business Owner (EO dan training provider, retail, perbankan, developer properti)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jurus Sakti Menangi Persaingan Sejak Awal

17 Februari 2017   11:14 Diperbarui: 26 April 2017   07:00 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabat Juara,

Saat mengamati kinerja beberapa perusahaan dan organisasi, saya mendapati beberapa di antara mereka masih sibuk dengan rapat kerja dan rewarding padahal ini sudah memasuki pekan terakhir Februari. Artinya, bulan berikutnya sudah saatnya melakukan evaluasi triwulanan.

Sementara fakta-fakta menunjukkan, mereka yang memulai di saat yang tepat saja belum tentu sukses, apalagi yang terlambat. Saya tidak akan mengajak anda membayangkan bagaimana kelak mereka menutup tahun ini.

Yang ingin saya ajakkan pada Anda adalah bagaimana di pekan-pekan kritis seperti ini, Anda dan organisasi yang Anda pimpin benar-benar fokus MELAKSANAKAN PERENCANAAN yang sudah disusun manis di akhir tahun lalu. Sudah tidak pada tempatnya MERENCANAKAN PELAKSANAAN.

Mengambil contoh dari salah satu perusahaan yang menjadi klien kami yang bahkan tidak sekadar melaksanakan perencanaan, melainkan MEMPERCEPAT PELAKSANAAN. Perusahaan itu bernama Astra Life, perusahaan asuransi yang lebih fokus ke employee benefit (kesehatan, jiwa, dan pensiun).

Mereka meyakini, untuk memenangi persaingan, keseriusan saja tidak cukup. Harus cepat. Bahkan, cepat saja tidak cukup. Harus lebih cepat. Mereka meyakini, di industri yang sudah matang, pesaing-pesaing mereka pasti juga sudah merencanakan strategi-strategi jitu untuk memenangi persaingan. Secara garis besar, memenangi persaingan bisa lewat: lebih baik, lebih hebat, lebih besar, dan… lebih cepat.

Astra Life mengingat, perusahaan kecil saja berprinsip, “Jika tidak bisa lebih baik ya lebih cepat.” Nah, bagaimana dengan mereka sebagai perusahaan yang sudah besar dan matang? Masa kalah dengan perusahaan kecil? Maka, setelah baik, hebat, dan besar, bagaimana menjadi lebih cepat?

Saya beruntung menerima undangan dari Astra Life di awal tahun. Mereka bilang, semangat untuk lebih cepat begitu besar, namun bagaimana caranya masih tanda tanya. Mereka sadar, kecepatan pun berisiko. Apa saja?

  1. Salah arah

Risiko paling ringan dari kecepatan adalah tergesa-gesa, asal bergerak tanpa mengindahkan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan, dan buru-buru ingin lekas sampai tujuan tanpa cermati rute yang harus ditempuh. Bisa ditebak: dielu-elukan di awal namun tak pernah sampai di tujuan.

  1. Kurang tenaga

Akibat buru-buru, persiapan kurang. Akibatnya asal cepat memulai namun gebrakannya tidak terasa. Publik, pelanggan, dan pesaing tidak terpengaruh apa pun oleh gerakan Anda. Malah, jika loyo akan jadi bahan tertawaan.

  1. Habis tenaga

Buru-buru sering disertai dengan kurang bekal. Istilah lazimnya: tenaga besar, akal kecil. Hanya bersemangat di awal, namun di tengah jalan kehilangan semangat. Saat kompetitor menyusul tidak memiliki cadangan strategi supaya tetap menang hingga akhir pertandingan. Ini banyak terjadi di perusahaan-perusahaan yang miskin inovasi namun kaya sensasi. Mereka kerap terjebak dalam sensasi sesaat namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup bagaimana mengembangkan ide-ide baru.

  1. Tidak kompak

Kecepatan adalah impian buruk organisasi atau perusahaan besar. Di level ide mereka setuju dengan gagasan kecepatan. Namun di level operasional mereka kedodoran. Ibarat rangkaian kereta api, tenaga besar lokomotif kerap terhambat oleh sikap pasrah gerbong yang digandengnya. Organisasi besar perlu belajar dari konsep kereta listrik yang membagi sumber-sumber tenaganya di tiap gerbong sehingga akselerasi kecepatan mereka merata.

  1. Tidak terkomunikasikan

Nah, ini yang kerap dilupakan. Kecepatan ada dalam kompetisi. Dan kompetisi yang sempurna adalah kompetisi terbuka. Artinya ada pihak lain mengetahui, yang menyaksikan, dan yang kemudian memberikan penilaian. Apalagi di era digital sekarang, penting bagi organisasi atau perusahaan untuk mempublikasikan langkah mereka. Jadikan media dan publik sebagai wasit yang menyetujui bahwa langkah anda cepat dan lebih cepat dari yang lain. Jangan klaim sendiri dalam kesunyian. Publikasikan, supaya tim internal Anda juga menyadari bahwa deklarasi mereka punya konsekuensi pertanggungjawaban akan keberhasilannya nanti.

Lalu, bagaimana risiko tersebut diantisipasi? Cara-cara terbaik apa saja yang sebaiknya anda,organisasi anda, dan perusahaan anda tempuh supaya KECEPATAN PELAKSANAAN yang sudah ditentukan menjamin keberhasilan di akhir nanti? Lewat materi “START STRONG” saya melatih tim Astra Life menemukan dan mengoperasionalkan gagasan KECEPATAN tersebut. Organisasi dan perusahaan anda juga bisa mengundang saya untuk meng-instal program teruji ini supaya organisasi dan perusahaan anda makin TERUJI sebagai YANG TERDEPAN.

Putera Lengkong, MBA

Coach Olimpian Emas Indonesia di Rio 2016

Motivator PARA JUARA

http://PuteraLengkong.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun