Dengan membiasakan mengulang-ulang skenario yang mungkin terjadi maka mereka menjadi lebih siap. Mereka merasa lebih nyaman, ketika merasa nyaman mereka akan lebih santai (tidak terbebani, tidak merasa tertekan) ketika bermain. Bandingkan saja mana yang lebih menenangkan Anda: pergi ke tempat yang belum pernah Anda kunjungi sama sekali ataukah mengunjungi tempat yang sudah sering Anda datangi? Tentu saja yang kedua bukan! Nah fungsi visualisasi adalah untuk membiasakan mereka dengan skenario-skenario tersebut.
Teori MestaKung (Semesta Mendukung) oleh Prof. Yohanes Surya menyatakan bahwa ketika Anda mengirimkan vibrasi ke alam semesta maka alam semesta akan merespon balik dengan vibrasi sejenis. Ketika suatu individu berada pada situasi kritis maka semesta (dalam hal ini sel-sel tubuh, lingkungan, dan segala sesuatu di sekitar dia) akan mendukung dia untuk keluar dari kondisi kritis tersebut asalkan (i) punya tujuan yang penting dan mendesak, (ii) melangkah dengan membuat strategi yang fleksibel untuk mencapai tujuan tersebut, (iii) tekun, berkomitmen, serta disiplin dalam melakukan strategi yang telah dibuat, serta (iv) memiliki faktor spiritual (iman kepada Yang Maha Kuasa).
- Fokus
Fokus membantu Anda untuk mengabaikan hal-hal lain yang kurang relevan. Hal-hal tersebut ada di sana tetapi tidak Anda perhatikan lagi. Karena ketika Anda fokus pada suatu hal, Anda akan mengabaikan hal lainnya. Misalnya ketika Anda fokus pada logika maka Anda mulai mengabaikan perasaan. Sebaliknya ketika Anda fokus pada perasaan maka Anda mulai mengabaikan logika. Demikian pula ketika Anda menyukai seseorang maka Anda akan mengabaikan hal-hal yang kurang baik tentang dirinya. Dan ini berlaku sebaliknya.
Fokus yang dimaksud di sini adalah fokus pada perolehan angka demi angka, poin demi poin bukan pada hasil akhir. Ketika fokus pada perolehan poin demi poin secara optimal maka niscaya hasil akhirnya juga akan optimal. Bukankah ratusan langkah dimulai dari 1 langkah pertama seperti pada prinsip Mestakung di atas. Kalau Anda langsung fokus pada ratusan langkah, rasanya sangat berat tetapi ketika Anda fokus pada 1 langkah pertama, lalu 1 langkah berikut, lalu 1 lagi langkah berikutnya maka ini akan lebih menggerakkan dan memotivasi Anda termasuk lebih fokus pada sesuatu hal yang lebih mudah untuk dicapai atau dilakukan.
Demikian pula pasangan ganda campuran Indonesia ini melatih diri untuk mengabaikan hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi mereka, misalnya teriakan riuh suporter, bahasa tubuh lawan yang agresif, ataupun suasana stadium yang tidak mendukung. Bahkan diberitakan Owik tidak sadar ketika sudah menang karena sangat fokus pada perolehan poin demi poin. Memang dalam pertandingan ini mereka terlihat sangat fokus dan konsisten. Pasangan ganda campuran Indonesia ini mampu mencatatkan kemenangan dengan straight-set secara konsisten sejak babak awal dan konsisten menang (tanpa kalah sekalipun) di babak penyisihan. Prestasi yang sangat luar biasa!
- Pikiran dan tubuh adalah 1 sistem
Pikiran bisa mempengaruhi tubuh misalnya ketika Anda berpikiran bahwa lawan lebih kuat atau superior maka tubuh akan merespon, misalnya tubuh cenderung menunduk (merasa inferior), keluar keringat dingin, asam lambung meningkat, merasa mual, mules, dan lain sebagainya. Padahal reaksi tubuh ini muncul disebabkan oleh sesuatu yang belum pasti yang Anda munculkan dan persepsikan dalam pikiran Anda. Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad belajar bagaimana cara mengontrol dan mengelola pikiran mereka sehingga pikiran dan tubuh sama-sama konsisten saling mendukung untuk menang.
Sebaliknya tubuh bisa mempengaruhi pikiran. Misal ketika mulut Anda manyun, tangan dilipat di dada, posisi tubuh membungkuk maka Anda akan kesulitan untuk memunculkan gambar-gambar yang menyenangkan dan membahagiakan tetapi mudah untuk memunculkan gambar-gambar yang melankolis atau mengharubiru.
Ketika Anda membuat pose superior maka tubuh akan mengirimkan sinyal ke otak untuk mengeluarkan hormon testoteron yang menstimulasi Anda untuk menjadi lebih percaya diri (hasil penelitian oleh Amy Cuddy, seorang Associate Professor di Harvard Business School pada tahun 2012). Sebaliknya pose inferior menaikkan kadar hormon kortisol (hormon stres) dan menurunkan kadar hormon testoteron. Pose superior dapat Anda tonton kembali pada pasangan Juara ganda campuran Indonesia, mereka terlihat lebih percaya diri, dada membusung, sorot mata yang menatap tajam. Sebaliknya, lawan mereka pasangan Malaysia, Peng Soon – Goh Liu Ying, terlihat lebih inferior, grogi, dan kikuk.
Secara fisik dan skills mereka sudah di atas rata-rata, mereka sudah sangat siap lewat porsi latihan-latihan yang diberikan oleh Pelatih Richard Mainaky dan Nova Widianto. Lewat sesi Coaching, mereka juga sudah melengkapi diri dengan pengetahuan untuk mengatur serta mengelola pikiran dan tubuh agar bisa meningkatkan dan menjaga performa puncak. Mereka telah melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan dan sisanya mereka pasrahkan kepada Yang Maha Kuasa. Mereka membiarkan tangan Tuhan bekerja.
Yang Anda peroleh adalah apa yang Anda percayai!
Hasilnya adalah Emas Olimpiade yang dipersembahkan untuk Indonesia. Gelar ini adalah gelar ketujuh sepanjang sejarah Olimpiade dilangsungkan dan merupakan gelar pertama di kategori ganda campuran Indonesia. Piala ini menyandingkan Butet dan Owik bersama deretan para Juara Emas Olimpiade lainnya, seperti: Alan Budikusuma (1992), Susi Susanti (1992), Rexy Mainaky – Ricky Subagja (1996), Tony Gunawan – Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004), dan Markis Kido – Hendra Setiawan (2008).