Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perang di Gaza Belum Usai, Hanya Terhenti Sementara

17 Januari 2025   08:48 Diperbarui: 17 Januari 2025   08:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang di Gaza Belum Usai, Hanya Terhenti Sementara (CNBC.com)

Saya ingin perang di Gaza benar-benar berakhir dan semua sandera kembali ke keluarganya. 

Tetapi, gencatan senjata yang terjadi sekarang malah muncul kekhawatiran.

Kesepakatan ini justru bisa membuat Hamas tetap kuat di Gaza, dan itu berarti warga di sana akan terus menderita, sementara wilayahnya tetap tidak stabil.

Pemimpin Hamas, Ghazi Hamad, pernah bilang mereka berniat mengulangi serangan seperti 7 Oktober. 

Walaupun senjata mereka hancur, itu tidak membuat mereka berhenti. 

Mereka juga sering pakai bantuan internasional---yang seharusnya untuk membangun Gaza---untuk membeli senjata. 

Contohnya, setelah perang tahun 2014, mereka melakukan hal yang sama. 

Bahkan, menurut Antony J. Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, kekuatan Hamas sekarang sudah hampir kembali seperti sebelum 7 Oktober.

Memang, Hamas berhasil merekrut banyak pejuang muda baru. 

Tetapi, banyak warga Gaza yang sudah kecewa dengan mereka.

Orang-orang di Gaza mulai sadar bahwa Hamas tidak peduli dengan kehidupan mereka. 

Selama ini, Hamas lebih mementingkan perang dan ideologi mereka daripada memperbaiki kehidupan rakyat. 

Akibatnya, Gaza terus miskin, terisolasi, dan mengalami krisis kemanusiaan yang parah.

Karena itu, Hamas sekarang mencari "Kemenangan Kecil," seperti meminta pembebasan tahanan mereka yang dihukum berat.

Sejak perang ini dimulai, kerugian besar terjadi di kedua sisi. 

Di Israel, lebih dari 1.200 orang tewas dalam sehari, sebagian besar warga sipil. Ini menjadi luka mendalam bagi negara itu. 

Di Gaza, ribuan orang Palestina meninggal, terluka, dan kehilangan rumah. 

Trauma yang mereka alami mungkin akan dirasakan oleh generasi mendatang.

Masalah lainnya adalah banyak tahanan Palestina yang dipenjara tanpa pengadilan. Mereka jelas perlu dibela. 

Tetapi, keputusan untuk membebaskan pemimpin Hamas seperti Yahya Sinwar, yang sebelumnya dibebaskan pada 2011 dan kini memimpin perang ini, juga membuat banyak orang khawatir.

Hamas bisa bertahan karena mereka mendapat dukungan dari kelompok pro-Palestina di negara Barat. Sayangnya, banyak yang salah paham. 

Mereka mengira mendukung warga Gaza berarti mendukung Hamas. 

Padahal, ini hanya memperparah penderitaan rakyat Gaza.

Kalau ingin benar-benar membantu, gerakan pro-Palestina harus jelas menolak ideologi kekerasan Hamas. 

Mendukung Palestina berarti mendukung perdamaian dan hak asasi manusia, bukan konflik yang terus menyakiti rakyat Gaza.

Survei terbaru menunjukkan bahwa Hamas semakin kehilangan dukungan di Gaza.

Sekarang, hanya 34% warga yang mendukung mereka, bahkan ada survei lain yang bilang hanya 7%. 

Banyak warga Gaza yang mulai berani melawan Hamas, meskipun risikonya sangat besar.

Sayangnya, Hamas tidak tinggal diam. Mereka mengancam siapa saja yang menentang. 

Ada yang ditembak kakinya, dipenjara, bahkan dibunuh. 

Misalnya, Ameen Abed ditembak hingga kakinya rusak, dan Ziad Abu Hayya dibunuh karena melawan.

Perang ini mungkin terlihat berhenti, tetapi sebenarnya belum selesai. 

Kalau ingin ada perubahan nyata, suara warga Gaza yang melawan Hamas harus didengar dan dilindungi. 

Salah satu caranya adalah dengan membuat media yang bebas atau platform digital agar mereka bisa menyampaikan aspirasi tanpa takut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun