Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kumon: Antara Prestise dan Trauma, Menimbang Kesesuaian Metode Belajar untuk Setiap Anak

19 Agustus 2024   05:44 Diperbarui: 19 Agustus 2024   07:07 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang belum tahu, logonya adalah tulisan Kumon dengan gambar wajah datar di huruf "O". 

Ada warganet yang mengatakan bahwa wajah datar itu menggambarkan murid yang tertekan karena terlalu banyak PR.

Kata Netizen Tentang Logo Kumon | Sumber: x.com/norenbliss
Kata Netizen Tentang Logo Kumon | Sumber: x.com/norenbliss

Setelah ditelusuri, trauma ikut Kumon ternyata bukan karena PR yang banyak atau hal-hal terkait belajar mengajar. 

Kebanyakan anak-anak merasa Kumon menakutkan karena mereka dipaksa ikut oleh orang tuanya.

Saya berpikir, tidak heran mereka begitu kesal dengan Kumon. Ternyata, sejak awal mereka sudah terpaksa ikut. 

Percayalah, apa pun yang dimulai dengan paksaan hanya akan membawa dampak negatif, terutama bagi anak-anak. 

Akibatnya, kemampuan belajar mereka tidak akan berkembang dengan baik karena mereka tidak menikmati prosesnya.

Meskipun kurikulum, pengajar, dan fasilitas di Kumon sebaik apa pun, jika muridnya terpaksa ikut dan tidak merasa senang, hasilnya tidak akan maksimal. Bahkan, bisa jadi malah menurun.

Setiap Anak Itu Unik, dan Tidak Semua Cocok dengan Metode Belajar di Kumon

Saya yakin sekali setiap anak memiliki gaya belajar dan kemampuan yang berbeda-beda. 

Keistimewaan Metode Kumon | Sumber: Facebook.com/KumonCutNyakDien
Keistimewaan Metode Kumon | Sumber: Facebook.com/KumonCutNyakDien

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun