Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Kamala Harris Hanya Jadi Alat Politik Joe Biden?

26 Juli 2024   08:45 Diperbarui: 26 Juli 2024   09:30 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
How Biden Chose Harris: A Search That Forged New Stars, Friends and Rivalries | Sumber: nytimes.com/Alexander Burns, Jonathan Martin & Katie Glueck

Empat tahun kemudian, momen ini seakan-akan mengingatkan kita pada situasi politik pilpres Amerika Serikat 2024. 

Setelah memutuskan mundur dari pencalonan, Presiden ke-46 Amerika Serikat, Biden, mengumumkan dukungannya untuk Kamala sebagai capres dari Partai Demokrat.

Padahal, ada beberapa nama potensial lain yang juga muncul, termasuk Michelle Obama, istri Presiden ke-44 Barack Obama, yang menurut survei bisa mengalahkan Donald Trump.

Lantas, kenapa Biden memilih Kamala? Apakah ada strategi politik di baliknya, yang mirip dengan yang sering terjadi di politik Indonesia?

Kamala Harris, Pilihan Biden pada Tahun 2020

Sebelumnya, hubungan antara Biden dan Kamala tidaklah selalu berjalan dengan lancar.

When Kamala Harris and Joe Biden Clashed on Busing and Segregation | Sumber: The New York Times/Matt Stevens
When Kamala Harris and Joe Biden Clashed on Busing and Segregation | Sumber: The New York Times/Matt Stevens
Kamala pernah mengkritik Biden pada tahun 2019.

Dalam debat calon presiden Partai Demokrat pada Juni 2019, Biden berhadapan dengan beberapa kandidat, termasuk Kamala dan Bernie Sanders.

Saat itu, Kamala mengkritik Biden, karena pernah bekerja sama dengan politisi yang mendukung segregasi rasial. 

Seketika, kritik ini menuai keraguan tentang komitmen Biden terhadap kesetaraan ras dan etnis, terutama karena kelompok non-putih adalah basis dukungan utama dari Partai Demokrat.

Kritik Kamala terhadap Biden menjadi catatan buruk saat Biden memenangkan nominasi Partai Demokrat pada tahun 2020. 

Namun, meski ada kandidat potensial lain, seperti Elizabeth Warren dan Susan Rice, Biden tetap memilih Kamala sebagai cawapresnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun