Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Kamala Harris Hanya Jadi Alat Politik Joe Biden?

26 Juli 2024   08:45 Diperbarui: 26 Juli 2024   09:30 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biden (kiri) dan Kamala Harris (kanan) | Sumber: Kolase

Pada 9 Maret 2020, ribuan warga Amerika Serikat (AS) berkumpul di sebuah balai olahraga di Detroit, Michigan. 

Joe Biden, yang saat itu masih menjadi calon presiden dalam pilpres Amerika Serikat 2020, disambut hangat oleh para pendukungnya.

Pada hari itu, Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer, memperkenalkan Biden kepada ribuan warga. 

Sedangkan, Whitmer adalah seorang politikus dari Partai Demokrat.

Saat gilirannya berpidato, Biden menyebut Whitmer sebagai salah satu pemimpin masa depan Amerika Serikat. 

"Mereka adalah masa depan negara ini," kata Biden sambil menunjuk para politisi di belakangnya.

Whitmer kemudian disebut-sebut sebagai salah satu kandidat Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk Biden. Namun tak disangka, ia bukanlah satu-satunya kandidat.

Karena, di saat itu, beberapa politisi dari Partai Demokrat lainnya juga hadir, termasuk senator New Jersey yaitu Cory Booker hingga senator California Kamala Harris.

Setelah momen itu berlalu, seluruh warga Amerika Serikat akhirnya mengetahui siapa yang dipilih Biden sebagai pendampingnya.

Joe Biden memilih Kamala Harris sebagai calon wapres yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Presiden AS 2020 | Sumber: Kompas.id/Adhitya Ramadhan
Joe Biden memilih Kamala Harris sebagai calon wapres yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Presiden AS 2020 | Sumber: Kompas.id/Adhitya Ramadhan
Pada 19 Agustus 2020, Kamala dipilih sebagai calon wakil presiden Biden.

Empat tahun kemudian, momen ini seakan-akan mengingatkan kita pada situasi politik pilpres Amerika Serikat 2024. 

Setelah memutuskan mundur dari pencalonan, Presiden ke-46 Amerika Serikat, Biden, mengumumkan dukungannya untuk Kamala sebagai capres dari Partai Demokrat.

Padahal, ada beberapa nama potensial lain yang juga muncul, termasuk Michelle Obama, istri Presiden ke-44 Barack Obama, yang menurut survei bisa mengalahkan Donald Trump.

Lantas, kenapa Biden memilih Kamala? Apakah ada strategi politik di baliknya, yang mirip dengan yang sering terjadi di politik Indonesia?

Kamala Harris, Pilihan Biden pada Tahun 2020

Sebelumnya, hubungan antara Biden dan Kamala tidaklah selalu berjalan dengan lancar.

When Kamala Harris and Joe Biden Clashed on Busing and Segregation | Sumber: The New York Times/Matt Stevens
When Kamala Harris and Joe Biden Clashed on Busing and Segregation | Sumber: The New York Times/Matt Stevens
Kamala pernah mengkritik Biden pada tahun 2019.

Dalam debat calon presiden Partai Demokrat pada Juni 2019, Biden berhadapan dengan beberapa kandidat, termasuk Kamala dan Bernie Sanders.

Saat itu, Kamala mengkritik Biden, karena pernah bekerja sama dengan politisi yang mendukung segregasi rasial. 

Seketika, kritik ini menuai keraguan tentang komitmen Biden terhadap kesetaraan ras dan etnis, terutama karena kelompok non-putih adalah basis dukungan utama dari Partai Demokrat.

Kritik Kamala terhadap Biden menjadi catatan buruk saat Biden memenangkan nominasi Partai Demokrat pada tahun 2020. 

Namun, meski ada kandidat potensial lain, seperti Elizabeth Warren dan Susan Rice, Biden tetap memilih Kamala sebagai cawapresnya.

Black, Asian, American: Kamala Harris' identity, how it shaped her and what it means for voters | Sumber: nbcnews.com/Kimmy Yam & Dartunorro Clark
Black, Asian, American: Kamala Harris' identity, how it shaped her and what it means for voters | Sumber: nbcnews.com/Kimmy Yam & Dartunorro Clark
Salah satu alasan utama Biden memilih Kamala adalah untuk menunjukkan perbedaan rasial. 

Biden ingin membuat kampanye lebih inklusif dibandingkan dengan Trump, sehingga terlihat lebih terbuka dan beragam.

Lalu, alasan kedua adalah Biden ingin tetap memegang kendali sebagai presiden.

How Biden Chose Harris: A Search That Forged New Stars, Friends and Rivalries | Sumber: nytimes.com/Alexander Burns, Jonathan Martin & Katie Glueck
How Biden Chose Harris: A Search That Forged New Stars, Friends and Rivalries | Sumber: nytimes.com/Alexander Burns, Jonathan Martin & Katie Glueck

Menurut artikel The New York Times berjudul How Biden Chose Harris, Kamala diminta untuk berjanji akan mengikuti arahan Biden dan menjalankan tugasnya sebagai wakil presiden sesuai instruksi.

Biden dikenal sebagai seseorang yang terbuka tentang pikirannya.

Ia juga ingin agar timnya selalu selaras dengan pandangannya.

Kamala mungkin saja bisa menjalankan peran sebagai wapres dengan baik.

Namun, Biden tampak lebih dominan dalam pertemuan-pertemuan internasional dibandingkan Kamala.

Lalu, apa kaitannya dengan dukungan Biden terhadap Kamala di pilpres AS 2024? Apakah Kamala akan tetap menjadi tangan kanan Biden di masa depan?

Kamala Harris, Pilihan Biden Lagi di 2024

Mungkin saja dukungan Biden untuk Kamala adalah taktik untuk menarik dukungan dari donor dan elit Partai Demokrat. 

Hal ini bisa jadi cara Biden untuk memastikan pengaruhnya tetap ada dalam pemilihan presiden Demokrat berikutnya.

Biden Dinyatakan Sehat, Aktif, dan Kuat dalam Pemeriksaan Kesehatan Terbaru | Sumber: voaindonesia.com/Patsy Widakuswara
Biden Dinyatakan Sehat, Aktif, dan Kuat dalam Pemeriksaan Kesehatan Terbaru | Sumber: voaindonesia.com/Patsy Widakuswara
Walaupun publik dan media sering membahas kemampuan dan kesehatan Biden, dia tetap memiliki kekuatan politik yang signifikan.

Kekuatan ini berasal dari dukungan sosial yang dia miliki di Partai Demokrat.

Biden memiliki dukungan besar dalam nominasi Partai Demokrat. 

Dukungan ini dijelaskan oleh Kimberly Casey dalam tulisannya yang berjudul Defining Political Capital, dapat diubah menjadi kekuatan politik.

Salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan dukungan politik.

Dukungan ini bisa menjadi kekuatan politik yang berharga di masa depan.

Dengan mendukung Kamala, Biden mungkin tetap bisa memengaruhi kebijakan pemerintah Amerika Serikat jika Kamala terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2024.

Di sisi lain, Biden mungkin juga punya kepentingan pribadi.

Misalnya, anaknya, Hunter Biden, terlibat dalam beberapa masalah hukum, termasuk kasus pajak dan kepemilikan senjata api.

Tetapi pada akhirnya, semua akan tergantung pada hasil pilpres Amerika Serikat 2024 nanti.

Terlepas dari apa yang terjadi, jelas bahwa baik Donald Trump maupun Biden memiliki kepentingan yang harus mereka pertahankan.

Referensi : 

https://www.kompas.id/baca/internasional/2020/08/12/joe-biden-tunjuk-kamala-harris-sebagai-calon-wapres

https://www.kompas.com/global/read/2024/07/23/151500170/muncul-pendapat-michelle-obama-jadi-satu-satunya-sosok-yang-bisa-kalahkan

https://www.nytimes.com/2019/07/31/us/politics/kamala-harris-biden-busing.html

https://www.nbcnews.com/news/nbcblk/black-asian-american-kamala-harris-identity-how-it-shaped-her-n1236563

https://www.nytimes.com/2020/08/13/us/politics/biden-harris.html

https://www.google.com/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/biden-dinyatakan-sehat-aktif-dan-kuat-dalam-pemeriksaan-kesehatan-terbaru/7507402.html

https://www.researchgate.net/publication/237710955_Defining_Political_Capital_A_Reconsideration_of_Bourdieu's_Interconvertibility_Theory

https://edition.cnn.com/2023/09/14/politics/hunter-biden/index.html

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun