Mohon tunggu...
Puspita Mega Noviana
Puspita Mega Noviana Mohon Tunggu... Guru - Belajar sepanjang hayat

Artikel Populer, Bahasa dan Sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Landasan Epistemologis Pembelajaran Membaca Analitis pada Peserta Didik

8 Desember 2022   14:01 Diperbarui: 8 Desember 2022   14:09 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soedarso (2000: 71) menambahkan membaca secara kritis (analitis) adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Peserta didik tidak hanya menyerap apa yang ada dalam bacaan tetapi juga ikut berpikir tentang masalah yang sedang dibicarakan. Membaca secara analitis berarti harus mampu membaca secara kritis dan dengan penilaian. Membaca harus merupakan interaksi antara penulis dan pembaca. Kedua belah pihak saling mempengaruhi sehingga terbentuk pengertian baru.

Dalam pembelajaran membaca analitis, peserta didik aktif dan tidak hanya sekadar membaca. Peserta didik memiliki pandangan terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga bisa melakukan penilaian terhadap pendapat yang diberikan oleh penulis. Selain itu, pemikiran dari peserta didik dapat membentuk suatu pengertian baru sebagai hasil interaksi antara pemikiran penulis dan hasil pemikiran peserta didik.

Pembaca analitis (peserta didik) harus mengajukan banyak pertanyaan teratur tentang apa yang dibacanya. Tujuan membaca analitis terutama untuk mendapatkan pemahaman. Oleh karena itu, peserta didik harus terampil untuk membaca secara analitis agar mampu meningkatkan pemikiran dari status kurang memahami menjadi lebih memahami dengan bantuan buku (Adler dan Doren, 2007: 22). Pembelajaran membaca analitis menerapkan kriteria yang relevan dalam usaha mengevaluasi suatu bahan bacaan. Peserta didik akan memiliki kemampuan menganalisis dan menilai. Penilaian dilakukan terhadap kecermatan, ketepatan, dan kegunaan suatu bahan bacaan berdasarkan kriteria yang berkembang.

  • Proses Terjadinya Membaca Analitis

Pada tingkatan membaca analitis, pembaca tidak hanya puas pada tingkatan tahu atau ingat apa yang dikatakan dalam buku. Pembaca sadar bahwa bahan bacaan tersebut tidak hanya berisi informasi tersurat yang perlu diingat saja tetapi perlu diolah dan dipahami. Bahan bacaan dipandang sebagai bahan tulis yang berisi berbagai interpretasi makna, baik tersurat maupun tersirat. Sebelum dipahami keseluruhan maknanya, bahan-bahan harus diolah secara kritis melalui proses kreatif. Proses pengolahan secara kritis inilah yang dimaksudkan dengan proses membaca tingkat lanjut atau membaca analitis (Nurhadi, 1987: 142).

Dalam proses membaca analitis, terdapat usaha-usaha memahami secara kritis makna tersirat atau implisit, menganalisis, mengorganisasikan bahan bacaan, menyusun kesimpulan, dan mengadakan penilaian terhadap bahan bacaan. Sikap kritis dalam proses membaca analitis meliputi kemampuan pembaca untuk: (1) menginterpretasi secara kritis, (2) menganalisis secara kritis, (3) mengorganisasi secara kritis, (4) menilai secara kritis, (5) menerapkan konsep secara kritis. Sikap-sikap inilah yang ditempuh pembaca atau peserta didik dalam proses membaca analitis (Nurhadi, 1987: 143).

Dalam mengajarkan membaca analitis, hal-hal yang dilakukan guru adalah sebagai berikut (Tarigan, 2015: 21).

Membagikan bahan bacaan kepada peserta didik untuk selajutnya bisa dibaca dan ditentukan kosa kata yang sulit.

Mememberikan motivasi terhadap bacaan, dengan cara menghubungkan bahan bacaan dengan pengalaman-pengalaman pribadi peserta didik atau jika bacaan tersebut adalah bagian dari suatu cerita yang panjang maka guru memberikan rangkuman bahan yang telah selesai dibaca. Selanjutnya, disusul dengan mengemukakan pertanyaan yang dapat merangsang peserta didik untuk membaca serta menyelesaikan bagian selanjutnya.

Menyatakan maksud dan tujuan dari proses membaca analitis yaitu untuk memahami maksud penulis, memahami organisasi dasar tulisan, dapat menilai penyajian penulis atau pengarang, dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bahan bacaan sehari-hari, meningkatkan minat baca, kemampuan membaca, dan berpikir kritis, serta mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan.

Menjelaskan setiap kesukaran dalam bagian pertama mengenai bunyi atau urutan bunyi, struktur kalimat atau sintaksis, kosa kata, ataupun kiasan dan peribahasa.

  • Jenis-jenis Membaca

Gail E. Tompskins dan Kenneth Hoskisson (1995:2003) mengatakan bahwa di dalam kelas, guru menggunakan lima jenis strategi pembelajaran membaca sebagai berikut.

  • Membaca dengan suara keras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun