Mohon tunggu...
Anne S. Puspita
Anne S. Puspita Mohon Tunggu... -

happy.go.lucky

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kata siapa kabut asap tak bikin rugi (Part 1)

1 Oktober 2015   19:08 Diperbarui: 2 Oktober 2015   00:26 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan...

Jika dalam satu bulan ke depan ini, prediksinya salah lagi kayak bulan bulan kemarin itu.

Alih-alih menjadi baik, elnino membuat keadaan makin tak terkendali....

Lalu... akhirnya seluruh tindakan yang diambil jadi betul betul super darurat seperti dalam rapid onset disaster.. udara sedemikian buruknya.. sampai harus ada intervensi darurat medis.. diambil tindakan untuk penyediaan darurat oksigen.... Ini bukan berandai andai asal asalan... silahkan teman teman lihat bahwa hal ini sudah mulai dilakukan.. di Riau ada semacam ruang evakuasi untuk mereka yang keadaannya sudah terlalu gawat dan tidak lagi mampu menghirup racun laknat itu....

Dari ilustrasi itu... coba bayangkan begini...

Penduduk Kota Pekanbaru jumlahnya  897,767 (data un melalui google.com)

anggaplah dalam keadaan memburuk hanya 10% dari jumlah penduduk yang sangat rentan (anak, ibu hamil, lansia) dan harus diprioritaskan pasokan oksigennya... anggap saja tidak bisa penuh.. hanya 60% normal oksigen yang dibutuhkan yang mungkin diberikan (60% x 550= 330 liter/orang/hari)

maka kebutuhan intervensi oksigen harian di Kota Pekanbaru adalah : 89,776.6 x  330 liter = 29,626,311  liter/ hari

mari ke langkah berikutnya, saat ini oksigen adalah barang mahal, bukan lagi barang bebas di Kota Pekanbaru.

harga oksigen dalam kemasan kalau informasi dari internet, rata-rata adalah 5,000 rupiah per liternya. 

Jadi... biaya untuk menyediakan oksigen untuk 10% warga paling rentan di kota Pekanbaru selama satu bulan adalah......

 29,626,311 liter x 5,000 x 30 hari =  Rp4,443,946,650,000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun