Mohon tunggu...
Anne S. Puspita
Anne S. Puspita Mohon Tunggu... -

happy.go.lucky

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kata siapa kabut asap tak bikin rugi (Part 1)

1 Oktober 2015   19:08 Diperbarui: 2 Oktober 2015   00:26 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih memutar otak setengah mati, untuk bisa membukakan mata pemerintah tentang pentingnya melakukan strategi lebih masif dalam mengatasi bencana kabut asap....

Membaca-baca kembali, setiap penjelasan dan alasan pemerintah... sampai terbaca headline sore ini...

Kepala BNPB: Penanganan Kabut Asap Selesai Sebulan Lagi!

(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/10/01/nvjcco361-tragedi-asap-sumatra-bukan-bencana-nasional)

Oh wow...

Seingat saya 2 bulan lalu juga Pak Jokowi bilang begitu sih... BNPB harus selesaikan penanganan kabut asap dalam satu bulan...

satu bulan kemudian.... gitu aja terus... sampai Metallica ngeluarin album religi..

Lalu saya ngahuleng lagi.. melamun.. mengingat... ah iya.. perkara sih persyaratan seperti disebutkan undang-undang yang belum terpenuhi.. yang kemudian dijadikan indikator bahwa kapasitas daerah masih cukup, sumber daya mumpuni... tidak ada kegentingan disini.. hanya mamak mamak nyinyir aja macam gw ini sibuk meributkan yang sebenernya byasaakkk aja..

baik... mari berhitung dengan cara berpikir sederhana, anggap saja ini hitungan untung rugi kalau kita mau ke pasar...

kita mulai dari sisi manusia, menghitung harga manusia... dari apa yang paling berharga buat mereka. UDARA.  iya karena yang ga butuh udara itu cuma patung. 

Beberapa informasi (yang mudah-mudahan hoax) yang gw baca menunjukan bahwa, dalam satu hari seorang manusia membutuhkan setidaknya 550 litter oksigen untuk bernafas (selain oksigen kita juga butuh nitrogen, tapi diabaikan dulu ya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun