Mohon tunggu...
Anne S. Puspita
Anne S. Puspita Mohon Tunggu... -

happy.go.lucky

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petisi @Jokowi Tetapkan Kabut Asap Bencana Nasional

30 September 2015   20:48 Diperbarui: 2 Oktober 2015   22:33 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

kembali ke petisi saya lagi...

Baik, dari teori kita kembali ke bencana yang terjadi hari ini. Setelah lebih dari 1 bulan masa tanggap darurat dicanangkan oleh para kepala daerah, ancaman yang menyebabkan bencana belum bisa diatasi.  Iya masih bicara ancaman karena apinya masih berkobar-kobar.

Nah ini namanya slow onset disaster --- bencana yang ancamannya melanda pelan-pelan bertingkat, tidak sekaligus, kaya gempa gitu, dampaknya baru kerasa ketika si ancaman sudah terlalu liar untuk diatasi

AAHHHH TIDAK. LALU TERLAMBATKAH KITA? 

kalau saya melihat, mengamati pemberitaan, fokus saat ini adalah memadamkan api - paling sering diberitakan adalah berapa banyak unit pesawat yang dipakai untuk memadamkan api, berapa banyak dana hujan buatan, berapa banyak pasukan dikerahkan terjun ke hutan, presiden saya pun sampai ikut repot bermandikan abu di Palangkaraya.

Bagaimana dengan upaya mengatasi dampak: oh kita sudah lakukan juga, mulai dari bagi-bagi masker, liburkan sekolah, sayangnya menyediakan tabung oksigen gratis belum jadi bagian dari intervensi yang banyak dilakukan (oleh pemerintah kita)

Lalu gimana? Apa kurang? IYA KURANG BANGET.

Melihatnya mudah sekali, apakah hingga saat ini kebutuhan dasar dan fungsi masyarakat sudah kembali normal? apakah ancamannya sudah hilang? apakah dampaknya sudah bisa diminimalisir. Kayanya belum ya? Kecuali kita hidup di dimensi lain dimana udara bersih bukan kebutuhan dasar untuk hidup. 

Kenapa ya kok bisa? kembali ke teori sih dengan komponen tadi ya mungkin kapasitasnya ya yang kurang- tidak sebanding dengan bahaya yang mengancam? atau gimana?

kata UNOCHA begini..

the response to most slow-onset emergencies often ends up resembling the response to rapid-onset events – a large influx of resources aimed at saving lives, the creation of temporary and often parallel coordination structures, and a response dominated by food aid. Time after time, the international community waits until a slow-onset event reaches the acute phase and then needs be dealt with using the tools created for a rapid-onset disaster. This is both inefficient and ineffective, wasting resources and exacerbating human suffering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun