Sebagai contoh kata yang dapat memengaruhi kepribadian orang lain, yaitu ucapan orang tua kepada anaknya. Tidak sedikit orang tua yang belum menyadari bahwa ucapan mereka dapat membentuk kepribadian anak. Orang tua yang sering melontarkan ucapan positif seperti, “kamu hebat, kamu pintar, kamu pasti bisa” dan sebagainya akan melahirkan anak dengan pribadi percaya diri. Tentu berbeda dengan anak yang selalu mendapat ucapan negatif, seperti “dasar bodoh, kamu anak nakal” dan sebagainya akan menciptakan pribadi anak yang seperti demikian pula.
Bahkan kepribadian negatif pun kerap terbentuk akibat bullyan yang sering didapatkan seseorang. Orang-orang yang hatinya penuh luka akibat ucapan orang lain, membuatnya menjadi penakut, rendah diri bahkan dapat melakukan hal yang sama pada orang lain. Maka, sangat penting menghindari diri dari orang-orang toxic yang suka membully, menghujat, berkata kotor dan sebagainya. Anda bisa bedakan saat dekat dengan orang-orang yang ucapannya selalu positif dengan yang negatif sebagai bukti akan kekuatan kata-kata.
– Kata-Kata yang Memengaruhi Diri Sendiri
Selain dari hal di atas, ucapan negatif sering pula dilontarkan pada diri sendiri. Misalnya, Anda merasa rendah diri atas ejekan atau bullyan kemudian merasa demikian pula. Sehingga Anda berucap pada diri sendiri “aku memang tak berharga, aku jelek” dan sebagainya. Ucapan seperti itu akan memengaruhi kepribadian diri Anda sendiri. Maka, gantilah dengan ucapan positif untuk diri sendiri, seperti “aku bisa, aku berharga, aku kuat” dan lain sebagainya, semacam afirmasi diri.
Mengendalikan Kekuatan Kata-Kata
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kekuatan kata-kata sangat memengaruhi kehidupan manusia. Bahkan dapat membentuk kepribadian manusia itu sendiri. Maka, sangat penting untuk mengendalikan kekuatan kata-kata. Ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam mengendalikan kata-kata agar memberi pengaruh positif.
-Berbicara yang Positif
Hindari ucapan-ucapan negatif seperti umpatan, makian, ejekan, perundungan dan lainnya. Ucapan-ucapan negatif tidak hanya berpengaruh buruk bagi orang lain, melainkan juga akan menunjukkan jati diri Anda sendiri. Bukankah ucapan seseorang mencerminkan dirinya sendiri? Seorang ahli ibadah tidak mungkin berkata kotor, seorang terdidik tidak pantas merendahkan orang lain.