Mohon tunggu...
PURWONO 1
PURWONO 1 Mohon Tunggu... Administrasi - Circular economy

Adanya menggenapkan , ketiadanya mengganjilkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Model Pengelolaan Sampah Berbasis Circular Economy di Kabupaten Banyumas

2 Januari 2021   11:11 Diperbarui: 2 Januari 2021   11:54 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Melindungi sumber daya alam (khususnya air).

4. Melindungi fasilitas sosial ekonomi.

5. Menunjang pembangunan sector strategis lainnya.

Model Pengelolaan Sampah

            Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model berisi informasi- informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya. Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang sesungguhnya yang hanya berisi informasi- informasi yang dianggap penting untuk ditelaah. (Achmad, M, 2008).

            Model pengelolaan sampah di Indonesia secara umum ada dua yaitu urug dan tumpukan. Model urug yaitu membuang sampah di lahan cekungan ataulembah lalu diurug tanah tanpa ada perlakuan apapun, sedangkan model tumpuk, merupakan model yang lebih maju dibandingkan dengan model urug. Tumpukan sampah dikelola seperti aerob dengan dilengkapi kolam penampung air buangan (leachet ) dan pembakaran gas methan, (Sudrajat, 2006)

            Upaya pengelolaan sampah telah dilakukan oleh berbagai stakeholder dengan berbagai model dan inovasi pengelolaan sampah dinataranya, pengelolaan sampah berbasis masyarakat, penggelolaan sampah dengan pendekatan bank sampah, pengelolaan bebrbasis TPS 3R maupun pengelolaan sampah dengan sisitim “hanggar” yang digunakan di Kabupaten Banyumas (Tristanti Y, 2020).

        

Circular Economy

            Circular economy (CE) adalah konsep alternatif dari ekonomi linear (produksi – penggunaan – pembuangan) yang bertujuan untuk menggunakan potensi setiap material semaksimal mungkin serta untuk memulihkan material yang telah sampai pada usia akhirnya. Konsep ini penting untuk diterapkan di Indonesia karena sistem linear di Indonesia telah menyebabkan negara ini terus mengeksploitasi sumber daya alamnya dan terus menghasilkan sampah. Sebanyak 175,000 ton sampah per hari dihasilkan oleh Indonesia (KLHK, 2015) dan diprediksi ada kehilangan 28,1 triliun rupiah akibat sebagian besar sampah dikirim langsung ke pembuangan akhir (Waste4Change, 2015).

            "Circular Economy" mengacu pada model produksi dan konsumsi yang secara fundamental berbeda dari model "ekonomi linier" yang telah mendominasi masyarakat. Ekonomi linierdidasarkan pada proses linier yang sederhana; ekstrak, produksi, konsumsi dan buang,dengan sedikit atau tanpa perhatian pada polusi yang dihasilkan pada setiap langkah. Model ekonomi linier dicirikan oleh keunggulan yang diberikannya pada tujuan ekonomi, dengan sedikit perhatian pada masalah ekologi dan sosial (dan internalisasi biaya ini) serta sedikit ketergantungan pada intervensi kebijakan publik terkait. Namun, planet ini memiliki batas yang terbatas, dan bahkan dalam model ekonomi linier produksi dan konsumsi, limbahyang dihasilkan melalui ekstraksi dan produksi barang dan produk pasca konsumsi datangmenghantui kita sebagai polusi karena akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah ataudisebarkan dengan cara yang mencemari lingkungan kita ( Sebastian, S et. al. 2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun