Pengalaman di Indonesia, sebelum di Lombok pernah tercatat dalam rekonstruksi rumah terdampak gempa di Jawa Tengah tahun 2006.Â
Tim Rekonstruksi Badan Kerjasama Internasional Jepang juga menggunakan konsep ini secara bergotong royong dalam membangun kembali rumah tahan gempa dalam kurun 2 tahun yang berhasil membangun lebih kurang 100.000 rumah.Â
Pembangunan rumah tahan gempa di Lombok, dilakukan melalui pelibatan masyarakat secara penuh dan pendampingan fasilitator. Kolaborasi segenap elemen bangsa, terdiri dari pihak PUPR, TNI dan pihak-pihak lainnya. Menjadi langkah luar biasa guna mempercepat pembangunan.
Secara terencana para fasilitator mengintensifkan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, para insinyur dari Kementerian PUPR bertugas mengawasi dan mendampingi untuk membangun rumah tahan gempa.Â
 Pada prinsipnya masyarakat dibebaskan untuk memilih jenis konstruksi yang digunakan dalam membangun rumah, tetapi dengan syarat harus memenuhi kriteria tahan gempa. Material yang digunakan bisa beton, bambu, bisa juga kayu, bisa juga berbentuk rumah panggung (Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, 2019).
Pekerjaan ini berlangsung dengan penuh optimisme, targetnya selesai dalam rentang enam bulan. Â Demi mempercepat pemulihan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Kiranya inilah hakikat mendapatkan rumah pertama untuk mendapatkan kehidupan kembali.Â
Rumah dibutuhkan sebagai kebutuhan dasar, selain tempat berlingdung sekaligus untuk fasilitas agar keluarga dapat mendidik anak-anak. Adanya rumah sekaligus menjadi tanggungjawab bersama dalam kebermanfaatan untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
Metode Rekompak
Kesadaran untuk bekerjasama dengan praktik gotong royong merupakan budaya dan kearifan masyarakat Nusantara yang telah tertanam sejak nenek moyang kita dulu.Â
Kita pernah hampir kehilangan jati diri dan nilai-nilai budaya gotong-royong. Namun, kiranya tetap ada hikmah yang dapat dipetik, situasi ini menjadi momentum untuk mengembalikan dan melestarikan semangat gotong royong atas inisiasi Kementerian PUPR bersama masyarakat.
Beragam upaya inovatif juga telah dilakukan Kementerian PUPR, misalnya permintaan kepada Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Provinsi NTB agar membuka depo bahan bangunan di kecamatan dan desa demi kelancaran masyarakat untuk membangun.Â