Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Pendidik Anak Berkebutuhan Khusus di SLB AC Dharmawanita Kabupaten Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Sekolah Regular, Sekolah Luar Biasa (SLB) atau Sekolah Inklusif?

18 September 2021   01:08 Diperbarui: 19 September 2021   10:24 2997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kelahiran si buah hati adalah moment membahagiakan bagi keluarga. Namun kebahagian akan menjadi kekecewaan bila dalam perkembangan masa awalnya, si kecil tambatan hati didiagnosa dokter mengalami kelainan dan termasuk dalam anak berkebutuhan khusus. 

Perasaan bingung dan sedih pastilah akan dialami ayah dan bunda bila mendapati si kecil berkebutuhan khusus. Bingung bagaimana cara mengasuhnya, bingung bagaimana pendidikannya dan bayangan bagaimana masa depan si kecil kelak setelah dewasa akan membuat keluarga butuh konseling untuk pencerahan fikiran dan menemukan solusi yang dibutuhkan. 

Dibalik takdir ini,  sebenarnya ayah dan bunda dari semua anak - anak berkebutuhan khusus diseluruh dunia ini   adalah ortu - ortu pilihan Allah SWT. Kenapa? Karena mereka diamanahi " malaikat berwujud anak ABK" yg kelak akan menggandeng kedua orang tuanya ke surga.

Kembali ke topik..

Dokter dan Psikolog yang mendiagnosa si kecil biasanya akan menyarankan beberapa hal sebagai solusi dasar sesuai dengan kondisi si kecil, diantaranya:

1. Merekomendasikan untuk membawa sikecil ke centra - centra layanan terapi perilaku terdekat bila si kecil didiagnosa mengalami ADHD ( Attention Deficit Hiperaktif Disorder) , Autis, atau ADD ( Attention Deficit Disorder) 

2. Merekomendasikan sikecil dibawa ke psikiater apabila diperlukan untuk mengurangi hiperaktifitasnya. 

 3. Merekomendasikan dibawa ke ahli gizi untuk mendapatkan menu diet yang tepat untuk anak ADHD, Autis atau ADD.

4. Bila sikecil mengalami salah satu dari gangguan berikut : Gangguan pengelihatan berat atau buta, mengalami gangguan bicara ( bisu) dan gangguan pendengaran ( tuli ), gangguan menggerakkan organ tangan kanan atau kiri disertai gangguan artikulasi  karena gangguan di otak ( cerebral palcy), Lemah berfikir, atau gangguan fungsi tulang dan otot berat dibagian kaki( daksa) maka dokter akan merekomendasikan membawa si kecil ke rumah sakit untuk mendapatkan  intervensi medis lebih lanjut guna membantu si kecil agar bisa lebih nyaman dengan kondisinya.

Ketika menginjak usia sekolah (usia 5 tahun) ayah dan bunda tidak usah khawatir, si kecil bisa disekolahkan  ke sekolah - sekolah yang ramah ABK.  secara umum ada tiga pilihan disini :

1. Menyekolahkan sikecil di sekolah regular.

2. Menyekolahkan si kecil di sekolah luar biasa 

3. Menyekolahkan sikecil di sekolah inklusif. 

Agar bisa lebih tepat dalam menentukan kemana si kecil berkebutuhan khusus sebaiknya disekolahkan, Ada beberapa  disini hal yang perlu diperhatikan ayah dan bunda, yaitu: 

1. Bila kekhususan si kecil masih dalam level ringan, misalnya autis ringan yang masih mampu bersosialisasi, sebaiknya disekolahkan di TK umum dengan meminta perhatian khusus dari guru kelasnya. 

2. Bila perilaku autistik si kecil sudah di level sedang atau berat misalnya tidak mau sama sekali bergaul dengan siapapun disekolah maka sebaiknya disekolahkan di TKLB autis. Di TKLB Autis,  sikecil akan diintervensi secara khusus dan penuh perhatian oleh guru - guru yang berlatar belakang Pendidikan khusus. Bapak ibu guru tersebut sudah dibekali bagaimana cara mendidik anak - anak autis. 

Ketika si kecil tumbuh menjadi anak pra remaja atau anak usia SD, sebaiknya sikecil bersekolah di SD yang sesuai level kekhususannya juga seperti saran diatas. Artinya: bila kekhususannya masih ringan, bisa disekolahkan di SD umum dan disore hari membawanya ke tempat terapi perilaku/terapi wicara atau terapi lain yang dibutuhkan anak.  Bila level kekhususannya sedang apalagi berat, si anak bisa disekolahkan di SDLB Autis terdekat. 

Setelah lulus SD, si kecil yang kini menjadi anak remaja bisa disekolahkan di SMP umum,SMP inklusif atau sekolah menengah pertama luar biasa ( SMPLB). Dengan catatan sebagai berikut:

1. Bila dia tidak mengalami hambatan berbicara dan memahami pembicaraan, IQ diatas 90 dan tidak mengalami gangguan emosional serta kepercayaan diri bagus, sekolahkan dia di SMP umum 

2. Bila dia tidak mengalami hambatan berbicara maupun memahami pembicaraan, IQ diatas 90 tapi mengalami gangguan emosional ( mudah marah / depresi/ tantrum) sekolahkan dia di sekolah SMP Inklusif. Dengan begitu dia akan mendapatkan pendampingan dari guru pembimbing Khusus selama belajar yang akan membantunya memahami pelajaran dengan berkolaborasi bersama guru kelas. 

3. Bila dia mengalami gangguan bicara dan sukar memahami pembicaraan, IQ dibawah 90 serta mengalami gangguan perilaku adaptif, sebaiknya sekolahkan dia di SMPLB yang menangani siswa Autis. Disitu dia akan mendapatkan pelayanan maksimal dari guru - guru berlatar bendidikan PLB Autis, sekolah yang nyaman dan bebas bullying serta sarana prasarana yang bisa mendukung perkembangan pendidikannya.

Bagaimana jika dia sudah waktunya sekolah SMA? Sama. Bawalah dia ke SMA yang sesuai dengan kondisi fisik serta psikisnya seperti dulu akan memilihkannya sekolah di SMP yang sesuai untuk kondisi fisik dan psikis dia. 

Yang perlu diperhatikan oleh ayah dan bunda jika memilih SMP atau SMA inklusif yang menerima siswa Autis, tunanetra, tunarungu, bisu, Tunagrahita, tunadaksa dan siswa hiperaktif adalah :

1. Pastikan disekolah tersebut anak anda mendapatkan guru pendamping khusus yang mampu membimbing anak anda disaat belajar yang berkolaborasi dengan guru kelas/ mapel anak anda. 

2. Pastikan disekolah tersebut ada sarana dan prasarana yang memadai untuk media belajar anak anda. Misalnya anak anda tunanetra, maka sekolah tersebut harus menyediakan komputer bicara dan pendidikan menulis dalam huruf braille sebagaimana yang terdapat di Sekolah luar biasa ( SLB ) yang melayani siswa Tunanetra. 

3. Pastikan semua warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan yang terpenting para siswa disekolah itu tidak akan melakukan bullying pada anak anda.  Salah satu indikatornya adalah mencantumkan larangan bullying di visi misi sekolah atau peraturan sekolah atau statemen kepala sekolah saat pendaftaran anak anda.

 Bagaimana kalau anak ayah dan bunda sudah lulus SMA? Apakah bisa kuliah? Jawabannya : " bagi yang tidak mengalami gangguan komunikasi, intelektual dan sosialisasi dia bisa lanjut kuliah".  Sebagai contoh : Untuk lulusan SMA baik SMA inklusif atau SMALB  yang tunanetra tapi  bisa mengetik dengan bantuan program JAWS/ NVDA, mereka bisa mendaftar ke kampus yang menerima calon mahasiswa berkebutuhan khusus Tunanetra. Setahu penulis Universitas Negeri Surabaya ( UNESA)  dan Universutas Brawijaya  ( UNIBRA) Malang,  menerima mahasiswa tunanetra dengan persyaratan diatas. Bagaimana yang tunadaksa? Tentu juga bisa. Yang autispun jika ringan masih bisa kuliah S1,S2 bahkan S3 diberbagai perguruan tinggi lain yg sudah inklusif di Indonesia. 

Kesimpulan dari tulisan ini adalah : 

1. Baik penyelenggara sekolah regular, sekolah luar biasa ( SLB) maupun sekolah inklusif tidak ada yang bisa mengklaim format lembaga pendidikan yang dianutnya sebagai format yang paling baik diantara ketiganya dalam melayani pendidikan semua anak berkebutuhan khusus secara umum. Yang ada adalah, mana format sekolah yang paling sesuai dengan kondisi kekhususan masing - masing  anak yang tentu berbeda - beda satu sama lain . Sekolah yang paling sesuai untuk si A belum tentu sesuai juga untuk Si B,  itulah uniknya anak berkebutuhan khusus. Jadi kebutuhan sekolah tiap anak  berbeda dan bersifat pribadi.

2. Baik anak umum atau anak berkebutuhan khusus, semua berhak mengenyam pendidikan yang sama derajatnya dari TK sampai perguruan tinggi dengan tentu tetap disesuaikan dengan mengacu pada kondisi fisik, intelek tual dan emosional mereka masing - masing. 

Demikian semoga bermanfaat sebagai gambaran dalam melihat potret pendidikan yang sesuai   bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia dari TK sampai perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun