Yang perlu diperhatikan oleh ayah dan bunda jika memilih SMP atau SMA inklusif yang menerima siswa Autis, tunanetra, tunarungu, bisu, Tunagrahita, tunadaksa dan siswa hiperaktif adalah :
1. Pastikan disekolah tersebut anak anda mendapatkan guru pendamping khusus yang mampu membimbing anak anda disaat belajar yang berkolaborasi dengan guru kelas/ mapel anak anda.Â
2. Pastikan disekolah tersebut ada sarana dan prasarana yang memadai untuk media belajar anak anda. Misalnya anak anda tunanetra, maka sekolah tersebut harus menyediakan komputer bicara dan pendidikan menulis dalam huruf braille sebagaimana yang terdapat di Sekolah luar biasa ( SLB ) yang melayani siswa Tunanetra.Â
3. Pastikan semua warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan yang terpenting para siswa disekolah itu tidak akan melakukan bullying pada anak anda. Â Salah satu indikatornya adalah mencantumkan larangan bullying di visi misi sekolah atau peraturan sekolah atau statemen kepala sekolah saat pendaftaran anak anda.
 Bagaimana kalau anak ayah dan bunda sudah lulus SMA? Apakah bisa kuliah? Jawabannya : " bagi yang tidak mengalami gangguan komunikasi, intelektual dan sosialisasi dia bisa lanjut kuliah". Sebagai contoh : Untuk lulusan SMA baik SMA inklusif atau SMALB  yang tunanetra tapi  bisa mengetik dengan bantuan program JAWS/ NVDA, mereka bisa mendaftar ke kampus yang menerima calon mahasiswa berkebutuhan khusus Tunanetra. Setahu penulis Universitas Negeri Surabaya ( UNESA)  dan Universutas Brawijaya  ( UNIBRA) Malang,  menerima mahasiswa tunanetra dengan persyaratan diatas. Bagaimana yang tunadaksa? Tentu juga bisa. Yang autispun jika ringan masih bisa kuliah S1,S2 bahkan S3 diberbagai perguruan tinggi lain yg sudah inklusif di Indonesia.Â
Kesimpulan dari tulisan ini adalah :Â
1. Baik penyelenggara sekolah regular, sekolah luar biasa ( SLB) maupun sekolah inklusif tidak ada yang bisa mengklaim format lembaga pendidikan yang dianutnya sebagai format yang paling baik diantara ketiganya dalam melayani pendidikan semua anak berkebutuhan khusus secara umum. Yang ada adalah, mana format sekolah yang paling sesuai dengan kondisi kekhususan masing - masing  anak yang tentu berbeda - beda satu sama lain . Sekolah yang paling sesuai untuk si A belum tentu sesuai juga untuk Si B,  itulah uniknya anak berkebutuhan khusus. Jadi kebutuhan sekolah tiap anak berbeda dan bersifat pribadi.
2. Baik anak umum atau anak berkebutuhan khusus, semua berhak mengenyam pendidikan yang sama derajatnya dari TK sampai perguruan tinggi dengan tentu tetap disesuaikan dengan mengacu pada kondisi fisik, intelek tual dan emosional mereka masing - masing.Â
Demikian semoga bermanfaat sebagai gambaran dalam melihat potret pendidikan yang sesuai  bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia dari TK sampai perguruan tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI