Pede aku jawab: Sunda-Bugis
Keesokannya ta'aruf itu gagal. Saban hari terdengar kabar. Sebab aku.. dari keturunan Bugis. Orang tua si calon rupanya sudah mewanti wanti kelak akan ridho jika menantu bukan dari daerah itu.
Nggak apa-apa. Aku malah tertawa, Dear. Tertawakan diri sendiri hehe.
Begitu pula keluarga dari Emak juga pernah mem-bully. Mereka bertanya sambil bercanda, uang panainya berapa? Pliis, tepok jidat, maharnya kemahalan persis  DP rumah KPR.
Â
Suatu kali pernah aku ikut kelompok belajar, dikata: "Orang Jawa sebelah sana ya"
Dear.. aku dibully dari dua suku orang tua. ><
Ramai orang bangga  dengan kesukuan mereka. sebenarnya bagus dan sah saja sih, hanya kalau berlebihan dengan membentuk kelompok sukuisme dan menganggap suku lain nggak selevel, duuuh.
pemersatunya apa coba, Dear..
Slogan "Bhineka tunggal ika" atau kutipkan sebaris ilmu agama yg kurang lebih begini; Allah tidak melihat bentuk rupamu namun hati-hatimu.Â
Namun aku tetap bersyukur bisa terlahir dari golongan setengah itu, Dear, dari sana aku belajar bersikap netral. Meski juga ingin menyangkal. Menyembunyikan asal setengah darah dari daerah berbeda. :D