Â
"semua sudah menunggu mba disana, eh malah gak datang lagi"
aaarrrggh, semua kesalahan itu ingin sekali kutumpahkan pada Bian, adikku.
Â
"ibu Susi kesal, ya?". Tanyaku balik.
Bu Titi tersenyum.
(Aduh, Antiiii kamu bego banget. Jelas-jelas kamu meng-iyakan pada mereka akan datang. Apa yang terjadi hingga begini?!) Mengutuk diri sendiri.
Â
"Maafkan saya ibu Titi, bukan bermaksud tidak datang -bahkan sejak semalam sudah memilih busana untuk persiapan kesana- namun ada sedikit kendala, adik saya mendadak ada urusan dan membawa kabur Bapak ke kota." Membuat wajah bersalah sedunia. "Ditambah Pak Jolin ada urusan lainnya. Lengkap sudah saya tidak bisa hadir. Maafkan saya ya, Bu."
Â
sumpah, ingin kutimpuk kepala Bian. Agar ia tersadar bahwa kelakuannya membuatku menjadi manusia pengkhianat & tidak amanah. Sosok mereka muncul satu persatu. Mengingatkan mereka bilang harus datang, ini penting. Itulah sebabnya, undangan yang mesti aku datangi namun gagal telah menjadikanku ingin menangis.Â