1. Produksi lokal dalam negeri untuk mengurangi emisi karbon dari transportasi barang impor
2. Daur ulang dari material yang sudah ada sebelumnya dengan desain baru sehingga dapat mengurangi bahan baku dan limbah
3. Keberlanjutan di mana suatu produk dibuat dengan bahan ramah lingkungan melalui proses yang aman.
4. Bebas dari penggunaan material hewani (animal free) di mana tidak menggunakan material dari bagian tubuh binatang tetapi menggunakan bahan organik dari serat alam tumbuhan yang bebas dari pestisida.
Sebagai contoh: serat bambu, jelatang, rami, wol, sutra kedelai, kayu, karet, serat pisang dan serat alam lainnya yang dapat digunakan untuk membuat produk fashion dengan tujuan untuk menjaga kesehatan manusia dan lingkungan,
5. Bebas bahan kimia (no chemical), jika menggunakan bahan pewarna, sebaiknya tidak menggunakan bahan pewarna sintetis tetapi menggunakan pewarna yang diekstrak dari bahan tetumbuhan seperti buah, biji, sayur, daun, batang tumbuhan,
6. Fair traded di mana sustainable fashion dapat meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia misalnya tidak menimbulkan uap, gas, debu, suhu, limbah dan yang lainnya,
7. Modifikasi kreatif (Do It Yourself / DIY) dengan berbagai keterampilan, seperti sulaman, rajutan, pembatikan, macram, dan berbagai macam teknik lainnya,
8. Produk bekas (vintage/second hand/preloved) di mana pakaian bekas dapat dimodifikasi kembali menjadi pakaian baru yang unik, dan
9. Efisiensi produk dengan meminimalkan penggunaan energi dalam proses produksi, misalnya dengan menghemat penggunaan air dan listrik dalam proses produksinya (Tengku Ingrid Adabella Aurora, 2016, e-Proceeding of Art & Design: Vol.3, No.1 April 2016, ISSN: 2355-9349).
Keuntungan Sustainable Fashion