Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggapai Takhalli, Tahalli, dan Tajalli dalam Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Refleksi Kritis Pendidikan Tinggi di Indonesia)

20 Oktober 2024   23:52 Diperbarui: 21 Oktober 2024   02:30 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Pada era digital sekarang ini, pendidikan di perguruan tinggi sering kali dipandang sebagai ladang untuk mendapatkan berbagai capaian akademis dan profesional. Namun, seiring dengan tujuan tersebut, proses pembelajaran di perguruan tinggi juga menawarkan kesempatan untuk perjalanan spiritual dan pengembangan diri yang lebih dalam. 

Konsep-konsep dalam tasawuf seperti: takhalli, tahalli, dan tajalli dapat menjadi kerangka berpikir yang kaya makna bagi mahasiswa dan akademisi untuk menggali dimensi ruhaniah dari pendidikan.

Takhalli, Tahalli, dan Tajalli 

Pada ajaran tasawuf, tiga konsep penting yang sering dibahas adalah Takhalli, Tahalli dan Tajalli. Ketiga  istilah ini merujuk kepada proses spiritual yang dilalui oleh seorang salik (pencari jalan Allah) dalam rangka mendekati dan hidup bersama Allah Swt.

Takhalli berasal dari kata (bahasa) Arab "Takhalla-yatakhalla-takhalliyan" yang berarti melepaskan atau mengosongkan. Dalam konteks tasawuf, takhalli merujuk kepada proses pembersihan diri dari sifat-sifat tercela dan dosa-dosa. Ini adalah tahap pengosongan hati dari hal-hal yang dapat menghalangi jalan menuju kedekatan dengan Allah. 

Proses ini melibatkan mujahadah (usaha sungguh-sungguh) dan muhasabah (introspeksi) untuk membersihkan diri dari penyakit-penyakit hati seperti: Riya (pamer), Ujub (bangga diri), Hasad (dengki), Takabbur (sombong).

Seorang sufi berusaha untuk mengendalikan hawa nafsu dan menghindari perbuatan maksiat melalui ketekunan dalam ibadah dan peningkatan akhlak. Takhalli adalah langkah awal yang penting sebelum seseorang dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, yakni tahalli dan tajalli.

Jadi, seseorang yang menyadari dirinya penuh dengan kesombongan mungkin akan mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan sifat buruk ini dengan banyak berkumpul dengan orang-orang yang rendah hati, banyak berzikir, dan berdoa memohon kepada Allah untuk dibersihkan dari sifat sombong. Dia juga terus-menerus mengingat akan kelemahannya sebagai makhluk dan kekuasaan Allah yang tak terbatas.

Selanjutnya, Tahalli adalah tahap dalam perjalanan spiritual seorang sufi yang mengikuti setelah takhalli. Jika takhalli adalah proses pengosongan hati dari sifat-sifat tercela dan dosa, tahalli adalah proses mengisi hati dengan sifat-sifat terpuji dan kebajikan. Tahalli berasal dari kata Arab, yang berarti menghias atau memperindah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun