Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendobrak Tradisi, Bagaimana Filsafat Pendidikan Melawan Konservatisme Ilmu di Abad-21?!

27 Agustus 2024   11:55 Diperbarui: 27 Agustus 2024   12:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan kurikulum dan program pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, serta mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya pelestarian alam.

Gambar: Dok. Pribadi.
Gambar: Dok. Pribadi.

Selain itu, filsafat pendidikan juga harus mampu mempromosikan kesetaraan gender dan menghargai keberagaman. Sebagaimana dikatakan oleh bell hooks, "Pendidikan adalah praktik kebebasan." Oleh karena itu, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat menghilangkan bias-bias gender, serta mendorong penghargaan terhadap perbedaan latar belakang, identitas, dan aspirasi peserta didik.

Dalam upaya mendobrak konservatisme ilmu, filsafat pendidikan juga harus mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sebagaimana diungkapkan oleh Marshall McLuhan, "Medium adalah pesan." 

Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan strategi-strategi pembelajaran yang dapat memanfaatkan teknologi secara efektif, serta mendorong peserta didik untuk memiliki literasi digital yang memadai.

Di sisi lain, filsafat pendidikan juga harus mampu menjawab tantangan kesehatan mental dan kesejahteraan peserta didik. Sebagaimana dikatakan oleh Viktor Frankl, "Manusia adalah makhluk yang mencari makna." Oleh karena itu, filsafat pendidikan harus mampu mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan emosional dalam proses pembelajaran, serta mendorong pengembangan praktik-praktik mindfulness dan kesadaran diri.

Selain itu, filsafat pendidikan juga harus mampu mempromosikan pendidikan sepanjang hayat. Sebagaimana diungkapkan oleh Malcolm Knowles, "Pembelajaran adalah proses, bukan produk." Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk terus belajar dan bertumbuh sepanjang hidupnya, serta mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri.

Pada akhirnya, menghadapi tantangan konservatisme ilmu di abad ke-21, filsafat pendidikan memegang peran penting sebagai katalisator perubahan. Dengan mengintegrasikan pemikiran-pemikiran filosofis yang progresif, filsafat pendidikan dapat mendobrak tradisi, mendorong inovasi, dan membangun paradigma baru dalam dunia keilmuan. 

Melalui upaya-upaya ini, filsafat pendidikan dapat memfasilitasi transformasi sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan zaman, menghasilkan lulusan yang berwawasan luas, berpikir kritis, dan memiliki kompetensi yang relevan dengan tuntutan pasar kerja. 

Dengan demikian, filsafat pendidikan menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, merata, dan berkelanjutan di Indonesia. Wallahu A'lamu Bishshawaab.

Bekasi, 27 Agustus 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun