Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan kurikulum dan program pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, serta mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya pelestarian alam.
Selain itu, filsafat pendidikan juga harus mampu mempromosikan kesetaraan gender dan menghargai keberagaman. Sebagaimana dikatakan oleh bell hooks, "Pendidikan adalah praktik kebebasan."Â Oleh karena itu, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat menghilangkan bias-bias gender, serta mendorong penghargaan terhadap perbedaan latar belakang, identitas, dan aspirasi peserta didik.
Dalam upaya mendobrak konservatisme ilmu, filsafat pendidikan juga harus mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sebagaimana diungkapkan oleh Marshall McLuhan, "Medium adalah pesan."Â
Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan strategi-strategi pembelajaran yang dapat memanfaatkan teknologi secara efektif, serta mendorong peserta didik untuk memiliki literasi digital yang memadai.
Di sisi lain, filsafat pendidikan juga harus mampu menjawab tantangan kesehatan mental dan kesejahteraan peserta didik. Sebagaimana dikatakan oleh Viktor Frankl, "Manusia adalah makhluk yang mencari makna." Oleh karena itu, filsafat pendidikan harus mampu mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan emosional dalam proses pembelajaran, serta mendorong pengembangan praktik-praktik mindfulness dan kesadaran diri.
Selain itu, filsafat pendidikan juga harus mampu mempromosikan pendidikan sepanjang hayat. Sebagaimana diungkapkan oleh Malcolm Knowles, "Pembelajaran adalah proses, bukan produk." Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk terus belajar dan bertumbuh sepanjang hidupnya, serta mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri.
Pada akhirnya, menghadapi tantangan konservatisme ilmu di abad ke-21, filsafat pendidikan memegang peran penting sebagai katalisator perubahan. Dengan mengintegrasikan pemikiran-pemikiran filosofis yang progresif, filsafat pendidikan dapat mendobrak tradisi, mendorong inovasi, dan membangun paradigma baru dalam dunia keilmuan.Â
Melalui upaya-upaya ini, filsafat pendidikan dapat memfasilitasi transformasi sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan zaman, menghasilkan lulusan yang berwawasan luas, berpikir kritis, dan memiliki kompetensi yang relevan dengan tuntutan pasar kerja.Â
Dengan demikian, filsafat pendidikan menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, merata, dan berkelanjutan di Indonesia. Wallahu A'lamu Bishshawaab.
Bekasi, 27 Agustus 2024.