Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengukur Kebersihan Jiwa di Puncak Ibadah Haji!

4 Juli 2023   12:08 Diperbarui: 4 Juli 2023   12:11 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berbagai persoalan Ibadah Haji tahun 2023 yang dialami Jama'ah Indonesia telah disampaikan, khususnya pelayanan jama'ah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. 

Meskipun hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Mashariq dan pihak Saudi, namun Pemerintah RI setiap tahun selalu menyampaikan sejumlah masalah Ibadah Haji yang muncul kepada Menhaj Saudi. Pemerintah RI juga mengapresiasi berbagai kemudahan yang diberikan Pemerintah Arab Saudi kepada Jama'ah Haji Indonesia, selama ini.

Berbagai problematika Ibadah Haji tersebut, biasanya terjadi pada puncak ritual Haji, yakni: pada saat jama'ah berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di wilayah ini, antara lain :

  • Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jutaan jama'ah melaksanakan Wukuf di Arafah. Di padang Arafah ini, para jama'ah akan berhenti dan melakukan wukuf, mulai sesudah Zuhur hingga Maghrib. Wukuf merupakan puncak dari ibadah haji dan dianggap sebagai satu dari dua pilar utama ibadah haji. Selama wukuf, para jamaah berdoa, bertawasul, dan beribadah secara individu.
  • Pada malam hari, tanggal 9-10 Dzulhijjah, jutaan jama'ah menginap di Muzdalifah. Setelah wukuf di Arafah, para jamaah menuju Muzdalifah setelah matahari terbenam. Di Muzdalifah, mereka akan menginap dan melakukan sholat Maghrib, Isya, dan Shubuh. Selain itu, mereka juga mengumpulkan batu, sebagai persiapan untuk menjalankan ritual Jumrah di Mina.
  • Pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji akan berangkat dari Muzdalifah menuju Mina. Di Mina, mereka akan melempar tiga jumrah, yaitu: lempar Jumrah Aqabah, Jumrah Wustha, dan Jumrah Ula. Setelah lempar jumrah, para jamaah akan menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada kaum miskin.
  • Pada hari-hari berikutnya di Mina, setelah melempar jumrah pada hari ke-10, para jamaah haji akan melanjutkan lempar jumrah pada hari ke-11, ke-12, dan ke-13 Dzulhijjah di Mina. Di hari ke-11, mereka juga akan melakukan Tawaf Ifadah dan Sa'I, antara Shafa dan Marwah.

Dari jumlah jama'ah dan padatnya rangkaian ritual haji, saat kegiatan puncak ritual Ibadah Haji, maka di tiga wilayah tersebut mengakibatkan berbagai persoalan pelayanan, baik secara individual maupun kolektif. Problematika pelayanan ini biasanya disebabkan oleh jumlah jama'ah, minimnya pembimbing (pelayan) jama'ah, sistem antrian, sistem transportasi dan akomodasi yang terbatas, Kesehatan dan sanitasi, keselamatan dan keamanan, dan lain-lain.

Salah satu problematika utama yang sering terjadi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina adalah kepadatan dan antrian yang parah. Kepadatan ini terjadi karena jumlah jamaah haji yang sangat besar, dalam ruang dan jadwal waktu yang terbatas. Pada saat wukuf di Arafah, jamaah haji berkumpul di padang luas untuk berdoa dan berintrospeksi. Namun, seringkali kerumunan ini dapat menciptakan tekanan fisik dan emosional, serta mengganggu kenyamanan dan keselamatan jamaah haji itu sendiri.

Berikutnya, adalah keterbatasan sistem transportasi dan akomodasi, yang juga menjadi salah satu problematika di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Membawa jutaan jamaah haji dari satu tempat ke tempat lain dengan aman dan efisien menjadi tantangan logistik yang besar bagi pihak penyelenggara. Terkadang, kendaraan umum, seperti: bus dan kereta api tidak mampu menampung jumlah jamaah haji yang besar hingga menyebabkan kemacetan dan keterlambatan perjalanan. Selain itu, terbatasnya fasilitas akomodasi di Mina dan Muzdalifah, seperti: tenda dan tempat beristirahat, juga membuat jamaah haji kesulitan mendapatkan tempat untuk beristirahat dan beristiqamah.

Problem kesehatan dan sanitasi menjadi isu serius juga di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Kepadatan jamaah haji yang tinggi dapat menjadi penyebab meningkatnya risiko penyebaran penyakit menular. Fasilitas sanitasi yang terbatas, seperti: toilet dan tempat pencucian, juga memperburuk masalah. Kekurangan air bersih dan kurangnya fasilitas medis yang memadai, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca yang panas dan penuh debu, membuat jamaah haji menjadi rentan terhadap dehidrasi, penyakit pernapasan, dan masalah kesehatan lainnya.

Selanjutnya, dalam kerumunan yang padat, masalah keamanan harus menjadi perhatian utama, khususnya di tempat-tempat, seperti: Arafah dan Mina. Selain itu, pengawasan keamanan yang ketat diperlukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan jamaah haji, agar mereka tidak terjebak atau tersesat dalam kerumunan yang besar tersebut.

Dalam rangka mengatasi problematika ini, Pemerintah Arab Saudi dan pihak-pihak yang langsung berkontribusi terhadap kelancaran ibadah haji tersebut, telah berupaya meningkatkan infrastruktur, transportasi, dan fasilitas akomodasi di daerah-daerah yang digunakan untuk melaksanakan ibadah haji. Sistem pengawasan keamanan juga diperketat untuk memastikan keselamatan jamaah haji. Selain itu, pihak-pihak terkait termasuk badan penyelenggara haji dari berbagai negara juga memberikan upaya dalam memberikan informasi dan edukasi kepada jamaah haji, untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum berangkat. Namun demikian, problematika yang muncul di Arafah, Muzdalifah, dan Mina selama ibadah haji tidak dapat dihindari sepenuhnya, mengingat jumlah jamaah haji yang begitu besar.

Menguji Kebersihan Jiwa

Ibadah haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang memiliki kemampuan fisik dan finansial, untuk melakukannya. Selain menjadi salah satu kewajiban, ibadah haji juga dianggap sebagai momentum penting dalam kehidupan seorang Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun