Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Third)
Wira D. Purwalodra (Third) Mohon Tunggu... Guru - Terus menjadi pembelajar dan menjadikan rasa syukur sebagai gaya hidup.

Mimpi besarnya saya saat ini adalah menyelesaikan Studi-studi saya, kembali ke kampung halaman, memelihara ikan, bebek, berkebun, terus belajar, terus mengajar, sambil menulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menjadi Pendengar yang Bijak: Membangun Hubungan Dewasa dengan Anak yang Beranjak Dewasa!?

24 Agustus 2024   21:28 Diperbarui: 24 Agustus 2024   21:32 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: DOk. Pribadi.
Gambar: DOk. Pribadi.

Dalam komunikasi interpersonal, seni mendengarkan dinilai sebagai salah satu keterampilan terpenting. Mendengarkan dengan empati memungkinkan kita untuk merasakan emosi orang lain, menanggapi secara tepat, dan memperkuat kedekatan emosional. Keterampilan komunikasi ini sangat bermanfaat ketika berhubungan dengan anak yang beranjak dewasa. 

Dhamal Ibrahim, dalam bukunya tentang teknik-teknik komunikasi efektif dalam Islam, menekankan bahwa kasih sayang dan perhatian dalam komunikasi membuka jalan bagi hubungan yang sehat.

Menjadi pendengar yang bijak mencakup sikap menghargai dan menghormati nilai dan pandangan anak. Dalam dunia yang serba cepat dengan distraksi digital yang melimpah, memberikan perhatian penuh kepada anak adalah cara menunjukkan komitmen dan kasih sayang kita. Marshall B. 

Rosenberg, pencetus komunikasi non-kekerasan, menekankan bahwa "empati adalah komunikasi kasih yang memberikan tempat untuk mendengarkan dengan hati." Sikap empati ini dapat menjadi jembatan antara orang tua dan anak, menjembatani kesenjangan generasi yang seringkali terjadi.

Dalam ajaran Islam, kita dianjurkan untuk selalu mendampingi anak dengan doa dan kasih sayang. Doa adalah bentuk komunikasi yang mendalam antara manusia dan Tuhan, dan dalam hubungan orang tua dan anak, doa menjadi cara untuk menguatkan ikatan batin. Doa juga mengajarkan kita tentang ketenangan dan penerimaan, yang merupakan bagian penting dari mendengarkan dengan bijak.

Namun, menjadi pendengar yang efektif tidak berarti mengabaikan prinsip atau nilai kita sebagai orang tua. Melainkan, ini tentang membuka dialog yang membangun, di mana kedua belah pihak merasa didengar dan dipahami. 

Brene Brown, ahli dalam riset tentang keberanian dan kesadaran penuh, mengatakan bahwa "vulnerabilitas adalah tempat lahirnya keberanian, hubungan, dan kreativitas." Ketika kita membiarkan diri kita rentan dan terbuka terhadap percakapan yang jujur dengan anak kita, kita menumbuhkan hubungan yang lebih kuat dan lebih berarti.

Gambar: Dok. Pribadi.
Gambar: Dok. Pribadi.

Banyak orang tua merasa kehilangan kendali ketika anak-anak mereka mulai mengambil keputusan sendiri. Ini adalah ujian kepercayaan yang signifikan, tetapi penting untuk diingat bahwa kepercayaan adalah landasan dari semua hubungan yang baik. Mengapa demikian? Karena dengan mempercayai anak, kita memotivasi mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Albert Bandura, dengan teori pembelajaran sosialnya, mengingatkan kita bahwa "orang belajar satu sama lain, melalui observasi, imitasi, dan pemodelan."

Pentingnya mendengarkan yang bijak juga diamplifikasi dalam Al-Qur'an, yang menekankan pentingnya musyawarah dan konsultasi dalam membuat keputusan. Dalam Quran Surat Asy-Syuura ayat 38, disebutkan bahwa keputusan harus dibuat melalui musyawarah di antara orang-orang. Ini menunjukkan perlunya kolaborasi dan komunikasi efektif, terutama antara orang tua dan anak yang beranjak dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun