Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Third)
Wira D. Purwalodra (Third) Mohon Tunggu... Guru - Terus menjadi pembelajar dan menjadikan rasa syukur sebagai gaya hidup.

Mimpi besarnya saya saat ini adalah menyelesaikan Studi-studi saya, kembali ke kampung halaman, memelihara ikan, bebek, berkebun, terus belajar, terus mengajar, sambil menulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Resonansi Jiwa: Menemukan Keterhubungan antara Keinginan dan Realita?!

21 Agustus 2024   15:43 Diperbarui: 21 Agustus 2024   17:18 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain dari itu, harus ada harmoni antara tindakan dan perasaan kita. Kierkegaard dalam eksistensialismenya berpendapat bahwa tindakan otentik datang dari keikhlasan hati yang selaras dengan makna tujuan kita. Hati yang terpenuhi dan seimbang menyampaikan getaran positif yang sangat kuat ke alam semesta, memantul kembali dalam bentuk realitas yang kita inginkan.

Kegagalan dan hambatan adalah bagian dari perjalanan mencari resonansi antara keinginan dan realitas. Namun, nihil desperandum - jangan pernah putus asa. Ralph Waldo Emerson memperingatkan, "Jangan berjalan di jalan yang ada. Pergilah ke tempat yang tidak ada jalan dan buatlah jalan." Terkadang, melalui keinginan yang membara, kita menciptakan jalan baru yang sesuai dengan realitas personal kita.

Tujuan yang jelas memberi arah pada energimu, mengarahkan getaran pada target yang diinginkan. Alexander Graham Bell berbicara tentang pentingnya fokus, "Konsentrasikan semua pikiranmu pada pekerjaan yang ada di depanmu. Sinar matahari tidak akan membakar sampai difokuskan." Konsentrasi yang kuat mendukung penguatan getaran yang mendorong pencapaian realita yang diharapkan.

Keterbukaan pikiran juga penting dalam mencapai resonansi jiwa. Konfusius menyatakan, "Pengetahuan sejati adalah mengetahui sejauh mana ketidaktahuanmu." Menerima ketidaktahuan kita dan belajar dari pengalaman hidup membuka ruang bagi getaran positif untuk tumbuh dan menarik hal-hal baru yang seirama dengan perjalanan kita.

Rasa cinta terhadap diri sendiri dan orang lain adalah kunci esensial dalam memelihara getaran tinggi. Dalai Lama mengingatkan kita, "Jika kamu ingin orang lain bahagia, praktikkan kasih sayang. Jika kamu ingin bahagia, praktikkan kasih sayang." Cinta dan kasih sayang menyebar melalui semua getaran, menciptakan harmoni dan resonansi dalam semesta.

Berdasarkan uraian di atas, upaya menemukan resonansi antara keinginan dan realita adalah proses yang dinamis dan penuh makna. Melalui getaran positif, keyakinan, tindakan nyata, serta kesadaran penuh, kita dapat menciptakan dunia yang selaras dengan keinginan hati kita. Ingatlah apa yang diajarkan Mahatma Gandhi, "Jadilah perubahan yang kamu ingin lihat di dunia." Keinginan dan realita terhubung erat dalam harmoni energi yang kita ciptakan, dan kita adalah maestro dari simfoni kehidupan kita.

Dengan menggabungkan kebijaksanaan kuno dan praktik sehari-hari yang penuh kesadaran, kita dapat mencapai resonansi jiwa yang sejati. Keinginan yang dijalani dengan kedalaman pikiran, hati yang terbuka, dan tindakan yang penuh makna akan memanifestasikan realitas yang sesuai dengan getaran batin kita. Jangan pernah meremehkan kekuatan pikiran dan getaran perasaanmu, karena mereka adalah benang emas yang menenun jalinan hidupmu sendiri.

Ingatlah bahwa di tengah segala keterbatasan dan tantangan, kita selalu memiliki kapasitas untuk menarik apa yang kita inginkan ke dalam hidup kita. "Satu-satunya batasan untuk mewujudkan hari esok kita adalah keraguan kita hari ini," kata Franklin D. Roosevelt. Percayalah pada kekuatan dalam dirimu, dan biarkan getaran positifmu menarik realita yang kamu kehendaki.

Jadi, pengertian yang dalam tentang diri dan resonansi getaran akan membawa kita pada jalan yang diridhai dan penuh keberkahan. Seperti yang diungkapkan oleh filsuf klasik, "Mulailah dan sisanya akan mengikuti," memulai dengan niat dan tindakan yang teguh akan selalu membawa kita menuju realita yang penuh makna dan kedamaian. Tetaplah merespons semesta dengan cinta dan syukur, dan biarlah resonansi jiwa membimbingmu menuju harmoni hidup yang sebenarnya. Wallahu A'lamu Bishshawaab.

Bekasi, 21 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun