Sehingga setiap temuan teknologi apapun yang diperkirakan menimbulkan implikasi negative, tidak perlu dihadapi dengan kekhawatiran, melainkan dengan kewaspadaan dan kesiapan untuk menangkalnya dan menyeimbangkannya dengan nilai-nilai islami yang luhur dan kekal.
MIN 1 Berau, salah satu madrasah negeri di Kabupaten Berau yang menyandang predikat "Sekolah Adiwiyata" tingkat Provinsi Kalimantan Timur.Â
Dalam upayanya melakukan program Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (GPBLHS) telah menjalin kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau untuk kegiatan penanaman pohon, Kegiatan tersebut juga dalam rangkaian Hari Santri Nasional sebagai bentuk pendidikan lingkungan hidup dan kepedulian siswa madrasah untuk terwujudnya lingkungan hidup yang baik.Â
Dengan Prinsip "Menanam untuk Memetik, Bukan Memetik dan Lupa Menanam", maknanya adalah bahwa apa yang hari ini kita tanam (perbuat) suatu saat akan kita petik (terima) hasilnya, dan Kita kadang hanya mengambil hasil dan mengharapkan hasil yang baik, tapi tidak pernah berbuat (menanam).
Apapun kegiatan yang dilakukan dalam hal pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup tentunya mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT dan semoga menjadi amal jariyah sebagai bekal dihari kemudian.
Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan diberi akal, diperintahkan mengelola bumi ini agar tetap dalam keseimbangan dan dilarang merusaknya. Manusia diberi tanggung jawab yang berat untuk memelihara, melindungi dan memanfaatkannya secara baik.
Referensi:
- "ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP: Menggagas Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan", Siswanto : Jurnal KARSA, Vol.XIV No.2 Oktober 2008
- www.tagar.id/Sejarah Hari Pohon Sedunia 21 November
- www.kaltim.kemenag.go.id/berita/Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah MIN 1 Berau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H