Mohon tunggu...
PURNOMO
PURNOMO Mohon Tunggu... Ilmuwan - Alumni Pascasarjana Universitas Brawijaya

Alumni Pascasarjana Universitas Brawijaya dan sekarang bekerja sebagai Konsultan Individual, Tim Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Strategis Kementerian PUPR dalam Membantu Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupatan Asmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila! Kami Anak Asmat Siap menjadi Pemimpin Indonesia (Bagian ke-2)

4 Maret 2018   16:17 Diperbarui: 4 Maret 2018   16:27 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pada 08.46 WIT, bersandarlah 3 kapal kami di Dermaga Sungai Fayit. Hampir 3 jam perjalanan. Tepatnya 2 jam 46 menit.

Anak kecil dan beberapa orang dewasa melihat kami datang. Mereka berdiri di tepi sungai. Kaki mereka telanjang sambil menginjak papan kayu dermaga sungai Distrik Fayit. Seolah mereka ingin mengatakan selamat datang di rumah kami, Distrik Fayit.

Satu per satu kami keluar dari kapal dengan uluran tangan warga. Kami terkesan dengan suasana ini. Mungkin agar kami tidak jatuh. Kami pun saling melempar senyum.

Oh, inilah Indonesia di Asmat!

Kami pun mulai bergerak ke lokasi untuk melakukan pendataan. Masing-masing membawa peralatan dan agenda yang sudah disepakati.

Memasuki Distrik Fayit, kondisinya tidak jauh beda dengan Distrik Agats. Terutama karena sebagian besar lahan di Kabupaten Asmat berupa rawa dengan pasang surut yang tinggi. Ditambah lagi, daerah-daerah di kawasan ini juga memiliki curah hujan sangat tinggi. Sungai-sungai yang ada menjadi sumber air baku penduduk.

Ketahuilah, hampir semua jalan di Distrik Fayit menggunakan jalan papan kayu.

Dokumen Pribadi, Purnomo - Asmat
Dokumen Pribadi, Purnomo - Asmat
Ada kalanya ada jalan papan yang masih bagus. Tapi tak sedikit yang sudah mulai aus. Ada yang cukup lebar, ada pula yang hanya selebar papan. Yang jalan sempit biasanya dipakai penduduk untuk melintas ke kebun, ke sekolah atau untuk menghubungkan rumah warga satu dan lainnya

Seperti juga saya, kalau Anda baru saja menginjakkan di lokasi jalan papan ini, berhati-hatilah agar tidak terpeleset. Kalau terpeleset, artinya rawan terperosok.

"Om! Hati-hati ya!" nasihat salah satu warga saat jalan berpapasan.

Di sela-sela jalan kayu dan di bawahnya, saya lihat banyak sampah berserakan. Sampah-sampah itu kadang datang dari atas, atau juga saat air pasang yang membawa tumpukan sampah dari daratan saat air surut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun