Mohon tunggu...
Purnomo Purnomo
Purnomo Purnomo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya orang yang simple, tidak neko-neko. Motivasi dalam hidup saya adalah rasa ingin tahu, rasa ingin belajar akan semua ciptaan dari sang pencipta yang luar biasa di dunia ini dan yang tidak kalah penting adalah kedua orang tua, kakak dan sahabat saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi untuk Langit

17 November 2012   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:10 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oh, langit saat ku melihatmu dulu

Kau selalu memperlihatkan

Kepada kami lukisan wajahmu

Yang begitu menawan

Seperti samudera biru

.......

Oh, langit ketika malam tiba

Kau juga memperlihatkan

Kepada kami lukisan

Yang begitu mempesona

Seperti gelapnya malam yang ditaburi cahaya

.......

Oh, langit setiap kali ku memandangmu

Kau selalu memberikan cerita berbeda

Yang membuatku tak pernah bosan memandangmu

Menggambarkanmu di atas kertas kecilku

.......

Setiap kali melihatmu

Inspirasi Selalu datang kepadaku

Untuk menulis di selembar note kecilku

Oh, begitu mempesona dan menawannya dirimu

......

Sang pencipta, begitu agungnya dirimu

Yang mampu membuat begitu indah ciptaanmu

Yang membuatku tak bisa berkata apa-apa lagi

Ku bersyukur menjadi umatmu

......

Sekarang saat ku melihatmu

Setiap ku bangun dari tempat tidurku

Yang kulihat hanya warna putih

Jarang sekali ku melihat wajahmu yang biru

Dan yang begitu ceria seperti dulu

......

Sekarang ku melihatmu di malam hari

Kau tidak lagi menujukan kepadaku

Taburan-taburan cahaya yang mempesona

Yang kau perlihatkan

Seperti hanya kegelapan dan rasa sedih

......

Mungkin karena ulah kami

Yang merusak lukisan dan ceritamu

Dengan asap hasil pembakaran

Dan banyak hal yang kami lakukan

Membuatmu menjadi bersedih

.......

Seperti malam ini kau menyiram kami

Dengan air matamu dengan gelapnya dirimu

Mungkin masih banyak dari kami

Yang tidak tahu akan pesona dan menawannya dirimu

......

Sang pencipta, maafkan kami

Atas ulah kami yang merusak ciptaanmu

Satu demi satu

Jabat tangan sambil senyum,

Purnomo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun