Saat ini profesi dokter lagi banyak disorot karena kasus dokter Ayu yang masuk penjara karena kasus malpraktek, belum lagi hari rabu tgl 27 november kemarin barusan ada aksi solidaritas nasional yang juga menuai pro dan kontra.
Buat saya pribadi, ada beberapa cara yang saya gunakan sebagai "self therapy" untuk mengatasi rasa gundah dan kawatir untuk berpraktek karena ancaman tuntutan malpraktek atau barangkali kawatir disiram kopi panas ama pasien :), yaitu :
1. NIAT yang ikhlas tulus, yaitu niat setiap kali akan bekerja, bahwa untuk menolong dan memberi kan keringanan beban dari penyakit pasien, sampai terjadi kesembuhan yang hanya akan datang dari ALLAH Azza wa Jalla sebagai As Syafii, sang Maha Penyembuh. NIAT kita adalah untuk mendapat pahala dari ALLAH SWT, mendapatkan ilmu yang bermanfaat, rizki yang toyibah dan amalan yang diterima. Lafadzkan doa ini sesuai sunnah Rasul pada setiap pagi setelah shalat fardhu Shubuh
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’aa wa rizqan toyyibaa wa ‘amalan mutaqabbalaa
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”
(HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah)
2. Jangan lupa untuk mulai BERDOA SEBELUM MENANGANI PASIEN, sesuai yang dicontohkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW dalam melakukan pengobatan terhadap penyakit, seperti yang diriwayatkan Aisyah RA :
أَذْهِبِ الْبَأْسَ. رَبَّ النَّاسِ. وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي. لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ. شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Adz hibil ba’tsa robbannaasi Wasyfi Antasysyaafiiy Laa syifaa a illaa syifaa uka Syifaa an laa yughoodiru saqoman
"Hilangkanlah penyakitnya, wahai Tuhan manusia! Berilah kesembuhan karena Engkaulah Penyembuh (segala penyakit). Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain"
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari doa diatas, bisa dilihat bahwa Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan mengenai "kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain", yaitu bahwa komplikasi penyakit merupakan hal yang perlu jadi pertimbangan khusus
3. Semua tindakan, perilaku dan pekerjaan kita PASTI ada yang menyaksikan, yaitu SANG PENCIPTA kita ALLAH Yang Maha Besar dan Mulia. Jadi mulailah melakukannya dengan JUJUR.
Dalam beberapa ayat, Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk berlaku jujur. Di antaranya pada firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).
Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
Suatu kasus atau masalah tidak akan terjadi jika semua manusia bersikap jujur. Namun kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap jujur. Jadi mulailah dari diri sendiri untuk berlaku JUJUR. Jika dalam bekerja kita tidak jujur atau memanipulasi, maka hanya kita dan ALLAH SWT yang tahu kebenarannya. Sesungguhnya azab dan siksa ALLAH sangat berat.
4. Selalu BERSERAH DIRI, dan PASRAH bahwa kita kaum manusia di dunia ini hanya mampir, dan selama mampir di dunia ini tugasnya adalah menabung amal dan pahala untuk dijadikan bekal di Akhirat nanti. Jadi tidak perlu stres dengan segala masalah di dunia, lakukan semua hanya untuk Allah 'azza wa jalla semata.
5. Nah, jika ternyata terjadi masalah selama kita berinteraksi atau menangani pasien, seperti kasus malpraktek dll, maka janganlah gundah dan gelisah :), selama kita sudah melakukannya dengan niat ikhlas, pasrah dan jujur. Jika tetap saja kita didzalimi dengan putusan yang salah, sungguh itu adalah anugrah yang tidak terhingga, karena doa orang yang terdzalimi Insya ALLAH makbul.
Seperti yang diriwayatkan Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi SAW telah mengutus Mu’adz ke Yaman dan Beliau berkata kepadanya : “Takutlah kamu akan doa seorang yang terzalimi, karena doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di antara dia dengan Allah“. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Beberapa poin di atas adalah hal-hal yang bisa membantu saya pribadi menjalani kehidupan pekerjaan sebagai dokter, berikut segala risiko pekerjaan yang bisa terjadi selama berinteraksi dengan pasien.Kuncinya hanya SATU, yaitu KEPASRAHAN PENUH kepada ALLAH SWT, bahwa semua yang terjadi adalah keputusan yang digariskan kepada kita, dan ALLAH tidak membebani umatnya melainkan sesuai kemampuannya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS Al Baqarah : 286)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H