Urusan masker yang dinegara lain sepele, di Amerika susah bukan main, karena harus membentur pada hak individu yang memilih hidup tanpa masker.
Semua ini, ketika masih sejahtera tidak masalah, tetapi  ketika kondisi kritis jadi musibah!
Sejak Obama jadi presiden,  partai Republik juga makin menabuh gendang perang  racist sehingga sebetulnya keterbelahan masyarakat lebih menganga dibanding awal Perang Saudara th 1861.
Donald Trump makin memantik perpecahan ini, lalu Covid19 pun dengan sengaja  digunakan sebagai minyak untuk menyiram api perpecahan.
Sampailah kita pada asumsi ini:
(1) Kalau Trump memisahkan diri  dari USA, maka negara barunya Trump  ini jadi bersih dari hutang dan kebangkrutan , bebas dari noda reputasi hitam USA plus bisa revisi konstitusi sehingga lebih fleksibel mengatur masyarakat banyak ketika masa krisis. Jadi buat Trump maupun negara barunya semua jadi positif. Negara barunya tidak perlu melunasi kewajiban bayar hutang "almarhum USA" pada semua negara di dunia. Â
(2) Maukah Demokrat tetap jadi USA kecil? USA yang tinggal sisa dari yang ditinggalkan Trump? USA yang masih wajib menanggung "aib dan hutang USA" ketika masih jaya?
Pasti sangat rugi kalau mau dan pasti sangat terpuruk USA sisa-sisa ini.
Jadi kalau Trump pisah, Demokrat juga butuh pisah sehingga USA benar bubar !!
Dua-duanya bikin negara baru.
Dua-duanya  untung, dunia yang buntung!
Emang ex Polisi Dunia ini mau mikirin?
Pikiiiiir !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H