Mengapa Anda begitu bernafsu memojokkan saya dengan tuduhan bahwa saya yang menginginkan hukuman mati ini?
Soalnya setelah penyaliban itu, nama Anda menjadi viral sampai ribuan tahun setelahnya.
Saya tahu yang Anda maksudkan. Itu adalah perkara pengakuan iman orang Kristen kan? Setiap minggu, selama berabad-abad, nama saya selalu disebutkan oleh jutaan mulut di dunia: "Aku percaya pada....Yesus Kristus yang menderita sengsara di bawah Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan."
 Tepat sekali. Itu sebabnya saya ingin ngulik lebih dalam sudut pandang Anda.
Baiklah. Saya lanjutkan ya. Saya sebenarnya enggan menjatuhi hukuman mati. Mahkamah Agama Yahudi yang sebenarnya sudah kebelet mengeksekusi Yeshu Hannosri. Mengapa bukan nama mereka yang dimensyen dalam syahadat orang Kristen. Kesel kan?
Saya lalu menggunakan pendekatan adat Yahudi. Ada tradisi bahwa menjelang perayaan Paskah, penguasa membebaskan seorang tawanan. Maka saya lalu mengambil Barabas dari penjara. Saya mengajukan pilihan kepada orang-orang Yahudi yang mulai memadati istana, apakah saya harus membebaskan Barabas atau Yesus. Saya sengaja memilih Barabas, seorang penjahat keji, dengan perhitungan bahwa massa akan memilih untuk membebaskan Yesus. Lihat motifnya di sini. Kalau saya benar-benar ingin Yesus mati, maka saya akan pilih penjahat yang ecek-ecek supaya mereka memilih penjahat yang dibebaskan. Dugaan saya ternyata  meleset!
Karena hasutan pemuka agama Yahudi, orang banyak itu justru menuntut pelepasan Barabas.
Sik...sik..sik....Di sini mungkin Anda salah memandang orang Yahudi. Di mata pemerintah, Barabas mungkin dipandang penjahat. Tapi di kalangan orang Yahudi, bisa jadi Barabas dipandang sebagai pahlawan karena berani melawan pemerintah yang tiran.
Hmmm....benar juga sih. Mungkin kurang melihat dari sisi itu. Tapi bagaimana pun juga, harus diakui bahwa sebenarnya saya sudah mencari berbagai cara untuk melepaskan Yeshu Hannosri.
Saya lalu mencoba usaha lain. Saya memerintahkan tentara untuk melakukan fustigatio atau hukum cambuk terhadap Yesus. Tujuannya supaya orang banyak timbul belas kasihan sehingga setuju untuk membebaskan Yesus. Usaha ini nihil juga. Massa tetap bersikeras menuntut hukuman mati bagi Yesus. Jumlah orang yang berkumpul semakin banyak. Ini jelas berpotensi menimbulkan huru-hara.
Apakah tekanan massa itu yang akhirnya Anda memutuskan hukuman mati?