Pada pelatihan ini, partisipan diajak untuk menunjukkan benda yang menjadi simbol bagi peristiwa yang berkaitan dengan trauma mereka. Ada yang memilih bunga, makanan, alat komestik, kitab suci, air, dll. Lalu apa simbol saya? Saya memilih SIM untuk menyimbolkan trauma saya di atas.
Selain storytelling, Al juga menunjukkan metode lain yaitu dengan mengajak anak-anak menggambar. Al lalu menunjukkan beberapa gambar yang dibuat oleh pengungsi suku Karen di Myanmar dan anak-anak di Aceh.
***
Kembali ke kisah awal:
Setelah menabrak tebing Sesudah itu saya tidak ingat lagi kejadiannya. Meski saya tidak pingsan, namun saya mengalami amnesia kejadian sejak menabrak tebing hingga dibawa ke rumah sakit di Klaten.
Sejak saat itu, saya mengalami trauma jika menuruni jalan yang curam menggunakan sepeda motor. Keringat dingin dan jantung berdebar adalah gejala yang muncul jika melewati jalan yang menurun meskipun tidak begitu curam.
Hingga akhirnya saya putuskan untuk menghadapi trauma itu. Dengan sepeda motor baru, saya menuruni kembali jalan tempat saya mengalami kecelakaan dulu. Perasaan cemas masih muncul saat perlahan-lahan menyusuri jalan itu. Adrenalin terpompa kencang. Keringat mengucur seiring roda sepeda motor meluncur turun. Hingga akhirnya saya sampai di kaki bukit dengan aman. Sejak saat itu, trauma saya perlahan-lahan mulai memudar.
......