Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Tentang Prinsip Belajar Orang Dewasa

21 Juni 2012   15:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:41 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

c. Untuk menciptakan lingkungan yang aman, baik secara fisik maupun emosional,

d. Untuk menciptakan dunia yang aman berdasarkan keadilan dan HAM.

e. Untuk membangun lingkungan yang lestari dan melindunginya dari eksploitasi dan perang.

1340291512314217181
1340291512314217181

Wendy selanjutnya menjelaskan tentang tahapan pembelajaran. Ada empat tahapan saat seseorang belajar sesuatu. Bermula dari peristiwa atau kejadian, manusia kemudian merenungkan dan mengumpulkan informasi yang relevan. Hasil dari perenungan ini terbitlah kesimpulan yang menjadi dasar baginya untuk mengambil keputusan.

Proses ini menjadi prinsip yang penting dalam pendidikan perdamaian. Wendy mencontohkan di sebuah wilayah di Afganistan akan dibangun jalan yang melintasi dua kelompok masyarakat yang sudah lama bertikai. Rencana pembangunan jalan ini hampir saja gagal karena konflik yang tidak usai. Lalu datanglah LSM yang menjadi penengah di antara mereka. Setalah diteliti, ternyata pembangunan ini dapat merugikan kepentingan tuan-tuan tanah yang selama bertahun-tahun mengambil untung dari keterpencilan itu. Dua kelompok ini akhirnya menyadari bahwa selama ini mereka diperalat oleh tuan-tuan tanah. Akhirnya, jalan itu berhasil dibangun.

Prinsip yang menonjol adalah pendidikan perdamaian adalah cara belajar orang dewasa (adult learning). Wendy merangkum prinsip-prinsip ini dalam beberapa kalimat kunci:

  • Kita belajar sesuatu dengan melakukannya.
  • Kita memiliki panca indera.
  • Kita belajar jika kita sudah siap.
  • Kita membangun hubungan.
  • Kita belajar satu hal dalam satu waktu.
  • Kita belajar lebih cepat jika hasilnya memuaskan kita.
  • Kita butuh untuk memahami apa yang kita pelajari.
  • Kita mengembangkan ketrampilan melalui praktik.
  • Kita berbeda antara satu dengan lainnta dalam hal kemampuan dan latarbelakang hidup.

***

Usai makan siang, partisipan diminta untuk mengingat pengalaman tentang training yang paling berkesan, kemudian menggambarkan dalam bentuk rumah. Di dalam rumah itu ada berbagai aspek yang dapat dijadikan simbol. Misalnya: lantai menyimbolkan pengetahuan dan pengalaman. Dua hal ini menjadi fondasi yang penting dalam pelatihan. Lalu di pintu menyimbolkan keterbukaan. Kesediaan untuk menerima hal-hal yang baru termasuk aspek penting dalam pelatihan.

Pada bagian akhir, Wendy membagikan kualifikasi yang sebaiknya dimiliki oleh para peace educator:

  • Menjadi agen perubahan
  • Termotivasi untuk melayani di dalam masyarakat
  • Pembelajar seumur hidup
  • Aktor transformasi kebudayaan
  • Membangun hubungan baik dengan orang lain
  • Memiliki kepekaan gender
  • Banyak bertanya
  • Pemimpin yang reflektif
  • Memiliki ketrampilan berkomunikasi dan menyelesaikan konflik
  • Bisa bekerja sama dalam tim
  • Mampu mencari berbagai alternatif solusi

[caption id="attachment_183885" align="aligncenter" width="645" caption="Aktivitas kelompok"]

13402915891002507373
13402915891002507373
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun