Mohon tunggu...
Purnama Anita
Purnama Anita Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi memebaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kejatuhan Kekhalifahan Turki Utsmani Terhadap Peran dan Posisi Islam Politik di Indonesia

6 Agustus 2024   11:03 Diperbarui: 6 Agustus 2024   11:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hubungan antara kejatuhan pemerintahan Turki Utsmani dan perkembangan Islam politik di Indonesia dapat dilakukan melalui pendekatan teori tradisional dalam studi hubungan internasional dan sejarah politik. Teori yang memfokuskan pada pengkajian terhadap institusi hukum,  politik dan perpaduan sejarah dan hukum, relasi tentang Trias politika.

Konteks Sejarah dan faktor-faktor yang memepengaruhi kebijakan politik dan strategi  internasional. Runtuhnya pemerintahan turki utsmani mengalami penurunan setelah perang dunia I,yang berakhir pada 1922 dengan pembubaran pemerintahan turki utsmani dan diubah menjadi pemerintahan republik.Adapun letak dan peran islam politik di indonesia pada saat itu merupakan kolonial belanda,mulai melihat peningkatan kesadaran dan peran islam politik pada abat ke 20,pada saat itu timbullah gerakan-gerakan islam seperti serekat islam. Muhammadiyah, dan nahdatul ulama menunjukkan peningkatan pengaruh politik islam di indonesia.

Adapun pengaruh runtuhnya pemerintahan turki utsmani terhadap islam politik di indonesia yakni mendoreng beberapa intelektual dan pemimpin islam di indonesia untuk memikirkan kembali tentang jati diri islam dan hubungannya dengan politik itu sendiri, merasa perlu untuk mengadaptasi dan memperbarui ideologi Islam agar sesuai dengan konteks lokal dan global. Dan Gerakan Pan-Islamisme yang dipelopori oleh Sultan Abdulhamid II sebelum kejatuhan Ottoman mempengaruhi beberapa pemikir Islam di Indonesia. ide-ide tentang persatuan umat Islam dan keberadaan negara Islam terus mempengaruhi wacana politik di Indonesia. Kemudian Dengan runtuhnya Kekaisaran Ottoman, ada kekosongan kekuasaan dan perubahan dalam struktur geopolitik internasional yang mempengaruhi hubungan internasional, termasuk antara dunia Islam dan Indonesia. Ini mengakibatkan indobesia untuk mencari pengetahuan tentang gerakan islam dalam mempengaruhi politik  tanpa adanya kekhalifahan sebagai panutan. Dengan ini maka muncullah semangat anti-kolonialisme dan nasionalisme yang terinspirasi oleh perjuangan negara-negara lain, termasuk negara-negara Islam yang baru muncul, memengaruhi gerakan politik dan sosial di Indonesia.

2. Bagaimana Pengaruh Antara Kejatuhan Turki Ustmani Dengan Peran Dan Posisi  Islam Politik Indonesia.

Kejatuhan pemerintahan turki utsmani memiliki dampak signifikan pada peran dan posisi Islam politik di Indonesia. Secara ideologis, kejatuhan kekhalifahan Islam menciptakan kekosongan yang mendorong gerakan-gerakan Islam di Indonesia untuk mencari bentuk identitas dan strategi politik yang baru. Secara praktis, gerakan-gerakan ini harus beradaptasi dengan tantangan kolonial dan globalisasi, yang memengaruhi bagaimana Islam dipraktikkan dan diterapkan dalam konteks Indonesia yang terjajah dan kemudian merdeka. Pengaruh ini meliputi aspek ideologis, politik, sosial, dan strategi internasional.

3. Faktor Faktor Yang Dapat Menghambat Peran Islam Politik Di Indonesia.

a. Faktor Politik

Indonesia adalah negara yang sangat pluralistik dengan berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya. Pluralisme ini menciptakan dinamika politik yang kompleks dan mendorong kebijakan inklusif yang berusaha mencerminkan kepentingan semua kelompok. Dalam konteks ini, Islam politik harus bersaing dengan berbagai ideologi dan kepentingan politik lain untuk mendapatkan pengakuan dan kekuatan politik.

Adanya  Pemisahan Agama dan Negara di Indonesia mengadopsi sistem negara Pancasila yang menekankan pemisahan antara agama dan pemerintahan. Meskipun agama memiliki tempat dalam kehidupan sosial dan budaya, sistem hukum dan politik negara dirancang untuk menjaga netralitas agama dalam kebijakan publik. Ini membatasi ruang bagi penerapan hukum Islam secara menyeluruh dalam sistem pemerintahan. Islam politik di Indonesia sering kali mengalami fragmentasi di antara berbagai kelompok dan aliran. Organisasi-organisasi Islam yang berbeda mungkin memiliki pandangan dan prioritas yang berbeda, yang dapat menghambat pembentukan kesepakatan politik yang kuat dan terkoordinasi.

b. Faktor Sosial dan Budaya

Indonesia memiliki beragam aliran dan interpretasi Islam, seperti Sunni, Syiah, dan berbagai mazhab dan aliran dalam Sunni seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Keragaman ini sering kali mengakibatkan perbedaan pandangan tentang penerapan hukum dan nilai-nilai Islam dalam politik Adanya kekhawatiran mengenai radikalisasi dan ekstremisme dalam Islam politik. Beberapa kelompok masyarakat dan pemerintah mungkin khawatir bahwa peningkatan peran Islam politik dapat mengarah pada radikalisasi atau ancaman terhadap stabilitas sosial. Ini bisa menghambat perkembangan dan penerimaan agenda Islam politik yang lebih moderat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun