Mohon tunggu...
Puput robiul
Puput robiul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby badminton, nulis, shopping

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menafsirkan Peristiwa Nyata Melalui Pemikiran Wilhelm Dilthey

8 Januari 2025   15:01 Diperbarui: 8 Januari 2025   15:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Wilhelm Dilthey, seorang filsuf dan sejarawan asal Jerman, dikenal sebagai tokoh yang menekankan pentingnya memahami kehidupan manusia melalui perspektif hermeneutika. Dalam pandangannya, manusia tidak hanya dapat memahami dunia melalui penjelasan ilmiah (eksplanasi) seperti yang dilakukan ilmu alam, tetapi juga melalui upaya pemahaman (verstehen) terhadap makna pengalaman manusia yang kompleks. Artikel ini akan mengkaji sebuah peristiwa nyata dengan pendekatan filsafat Dilthey, menyoroti bagaimana dimensi historis dan subjektif manusia menjadi kunci untuk memahami kenyataan.

Peristiwa Nyata: Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 adalah salah satu peristiwa global yang meninggalkan jejak mendalam pada kehidupan manusia. Dilihat dari perspektif sains, pandemi ini dapat dijelaskan melalui angka-angka: jumlah infeksi, angka kematian, data vaksinasi, dan sebagainya. Namun, Dilthey akan menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang pandemi tidak dapat sepenuhnya dicapai hanya melalui data kuantitatif. Perlu ada upaya untuk memahami pengalaman manusia di balik angka-angka tersebut.

Hermeneutika Kehidupan: Makna di Balik Pandemi

Dilthey percaya bahwa realitas manusia bersifat historis dan terstruktur dalam pengalaman. Pandemi, dalam kerangka ini, adalah bagian dari sejarah kehidupan manusia yang membawa berbagai makna subjektif. Misalnya, bagaimana individu yang kehilangan anggota keluarga memahami dan memberi makna pada duka mereka? Bagaimana masyarakat secara kolektif merefleksikan solidaritas yang muncul di tengah krisis?

Dilthey akan mendorong kita untuk mendalami narasi-narasi pribadi, dari tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan hingga pelaku usaha kecil yang harus beradaptasi dengan perubahan ekonomi. Setiap narasi adalah bentuk ekspresi kehidupan yang membawa makna unik, dan memahami pandemi berarti menggali kedalaman pengalaman ini.

Hubungan Antara Fakta dan Makna

Bagi Dilthey, fakta tidak pernah berdiri sendiri. Fakta hanya menjadi berarti ketika dimasukkan dalam konteks pengalaman manusia. Dalam konteks pandemi, fakta seperti "angka kematian harian" hanya menjadi berarti ketika dikaitkan dengan bagaimana masyarakat merasakan ketakutan, ketidakpastian, atau bahkan harapan terhadap masa depan.  
Pandemi juga membuka ruang untuk memahami hubungan manusia dengan waktu dan sejarah. Dilthey menekankan bahwa kehidupan manusia tidak terisolasi dari masa lalu; pandemi ini mengingatkan kita pada peristiwa serupa seperti wabah flu Spanyol 1918, yang membawa pelajaran penting tentang ketahanan, solidaritas, dan adaptasi manusia.

Pentingnya Pemahaman Historis

Pandangan Dilthey tentang historisitas membantu kita melihat pandemi sebagai momen dalam lintasan sejarah yang lebih besar. Dengan memahami pola-pola di masa lalu, kita dapat menafsirkan krisis ini bukan hanya sebagai tragedi, tetapi juga sebagai peluang untuk perubahan sosial.  
Sebagai contoh, pandemi telah mempercepat transformasi digital di banyak sektor. Dalam pandangan historis, ini dapat dimaknai sebagai percepatan evolusi budaya manusia yang sebelumnya berlangsung secara gradual. Pemahaman ini hanya bisa dicapai jika kita memandang pandemi sebagai bagian dari jaringan makna historis yang lebih luas.

Kesimpulan

Melalui pemikiran Wilhelm Dilthey, pandemi COVID-19 dapat dilihat tidak hanya sebagai fenomena medis, tetapi juga sebagai peristiwa historis dan pengalaman manusia yang kompleks. Pendekatan hermeneutika yang menekankan pemahaman atas makna subjektif memberikan dimensi yang lebih kaya untuk menafsirkan peristiwa ini. Dengan demikian, kita tidak hanya memahami pandemi sebagai "data" tetapi juga sebagai "narasi kehidupan" yang terus membentuk identitas dan sejarah manusia.  
Pendekatan ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap peristiwa besar, terdapat makna-makna yang tersembunyi dalam pengalaman manusia, yang hanya bisa dipahami melalui refleksi mendalam dan penghargaan terhadap kompleksitas kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun