Mohon tunggu...
Diana Pungky
Diana Pungky Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyelami lautan literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Olah Jiwa

14 April 2023   13:08 Diperbarui: 14 April 2023   16:21 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertambah banyak kesenangan yang ada diluar diri, bertambah miskin orang yang diperdayakan. 

Orang yang paling kaya adalah orang yang paling sedikit keperluanya.dan sebaliknya, orang yang paling misikin adalah orang yang banyak keperluanya.

Sebagai contoh misalnya : pada suatu hari ada seorang gadis yang berpakaian compang-camping sedang menengadah, meminta-minta di tepi jalan. Dihadapanya lewatlah seorang nyonya kaya raya. Gadis itu mencoba meminta belas kasihanya, tak besar yang ia pinta .. hanya seribu atau dua ribu. Tapi respon si nyonya itu nampaknya tidak mengenakan, sambil cemberut risih .. hanya menghina tanpa memberi satu rupiah pun. Kemudian sampailah si nyonya itu di rumahnya dan didapati anak remajanya jatuh sakit. Sekarang nyonya itu miskin, lebih misikin dari si gadis peminta-minta . gadis ditepi jalan itu hanya perlu satu atau dua ribu untuk membeli sebungkus nasi, sementara si nyonya itu perlu banyak untuk kesehatan anak kesayanganya.

Demikianlah halnya orang yang kaya dari "luar" diri. Sedangkan kekayaan dan kebahagiaan di dalam diri, itulah kekayaan sejati yang tidak akan pernah menemui kata usang, hatinya bertambah murni bercahaya, asal saja pandai menjaga, sebab ia adalah pemberian khaliq yang suci. Kalau kita terus pupuk, uratnya seakan teguh, buahnya akan lezat sehingga kita akan berbalik kasihan melihat seisi dunia. Orang kaya dan orang berpangkat tidak merasa nikmat dengan kelezatan. Inilah kekayaan yang hakiki yang tak lekang mesti di terpa panas, dan tak lapuk diterpa hujan yakni ada dalam diri, kaya hati kaya iman.

Kasihanilah manusia yang mencari kekayaan yang ada diluar diri, dan menghabiskan umurnya untuk sesuatu yang tak kembali pada bathinya. Mencari nikmat yang tersembunyi katanya..  sayangilah manusia yang mencoba hidup fana dan melupakan kehidupan yang kekal, ibalah pada orang yang lupa mencari barang kembaran jasmaniahnya, yaitu rohaninya. Menghabiskan umur mengejar hal yang tidak dibawanya dari perut ibunya. Dan tidak dibawanya pula pulang ke akhirat nanti.

Carilah sesuatu yang dari luar diri itu sekedar untuk memupuk kesempatan yang dari dalam diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun