Mohon tunggu...
Diana Pungky
Diana Pungky Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyelami lautan literasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Olah Jiwa

14 April 2023   13:08 Diperbarui: 14 April 2023   16:21 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duduk menanti pada bebatuan di bibir pantai, memandang jauh hamparan air sambil mendalami jiwa yang gersang, kering kerontang, terasa iman yang terus keropos diterpa dosa-dosa yang dilakukan setiap kedip mata. siapa yang kaya jiwanya?

Bersihkah jiwamu?

Jiwa adalah harta yang tidak ternilai mahalnya. Kesucian jiwa menyebabkan kejernihan diri, lahir dan bathin itulah yang dimaksud dengan kekayaan sejati. Berapa banyak orang yang kaya harta tapi wajahnya selalu bermuram durja, berapa banyak yang miskin uang, tapi wajahnya sering kali berseri. Sekedar kekuatan dan usaha diri, begitulah tingkatan kesucian yang akan ditempuh oleh jiwanya, sebagaimana dia meletakan sesuatu yang diprioritaskan lebih condong pada keduniawian atau ke akhirat kelak.

Hidup ini adalah medan pertempuran dan perjuangan belaka, karena yang bernama manusia, tidak akan pernah sunyi dari yang namanya kesalahan dan kelemahan. Kalau dari lahir hingga masuk kubur kita tersebut suci dari kesalahan, tentu tidak layak kita jadi manusia, karena karakter itu hanya dimiliki oleh malaikat. 

Manusia harus merasakan nikmat istirahat sesudah kerja, kelezatan dalam berhadapan dengan Allah nanti setelah selesai semua pertempuran dengan ranjau-ranjau kehidupan yang pasti ngeri pada hati ini.  Banyak sekali orang yang tak tahan, tapi memilih untuk bertahan. Adalagi, orang yang tidak mau bertahan kemudian diperdayakan orang, diperbudak dunia. Itulah  sebuah pilihan hidup hidup.

Orang yang takut menghadapi kehidupan dan tidak berani mensucikan batinya, tidak akan pernah mengenal arti "Lezat" sebab belum ada kekayaan yang dicapai seseorang tanpa menempuh beberapa kesulitan. Seorang pahlawan mencapai title pahlawanya tentu dengan jalan yang sukar, yaitu dengan darah dan pedang. Demikian itu ditempuh untuk mencapai kemuliaan batin. 

Jika seseorang mendapatkan kekayaan karena warisan dari orang tuanya, sudah pasti tidak akan merasakan nikmatnya harta sebagaimana orang tuanya dulu karena sudah bergelut dengan usaha sendiri. 

Mencari bahagia tidak usah kemana-mana karena bahagia ada dalam diri.

Menggantukan kebahagiaan dari luar diri sering kali hampa dan palsu. Orang yang mencari kebahagiaan dari luar biasanya adalah orang yang mempunyai sifat banyak ragu, syak, cemburu, putus harapan. Bahagialah dia jika di hujani oleh rahmat, padahal roda kehidupan terus berputar. Sangat kecewa jika ditimpa suatu bahaya dan sengsara hingga melupakan bahwasanya kesenangan terletak diantara dua kesusahan, dan kesusahan terletak dari dua kesenangan.

Atau yang dimaksud itu, dalam kesenangan telah tersimpan kesusahan, dalam kesusahan terdapat unsur  kesenangan. Satu paket lengkap yang tidak bisa dipisahkan . 

Buya hamka dalam bukunya tasawuf modern mengatakan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun