Mohon tunggu...
Pungky Saheriestyan
Pungky Saheriestyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Saya adalah mahasiswa di salah satu Universitas di Kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kilas Balik Kejayaan Kerajaan Kediri dari Museum Airlangga

3 Juli 2022   14:20 Diperbarui: 3 Juli 2022   14:25 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah adalah kajian tentang masa lampau, yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian 1) kesusastraan lama, silsilah, dan asal-usul, 2) kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau, 3) ilmu pengetahuan. Tidak bisa kita pungkiri bahwa sejarah sangatlah penting bagi kita semua. Sejarah juga dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. salah satu cara untuk mengetahui tentang sejarah kerajaan pada masa lampau adalah dengan mendatangi meseum.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Mesuam adalah tempat preservasi dan meneliti koleksi yang mereka miliki untuk kemudian diinformasikan kepada masyarakat. Bagi dunia pendidikan, keberadaan museum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran tentang hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungannya. Museum merupakan wahana untuk mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun pariwisata-pariwisata dan benda-benda bersejarah (Pamuji, 2010:15-16). Di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali museum, salah satunya adalah museum Airlangga.

Museum Airlangga berdiri pada tanggal 30 November 1991 dan diresmikan pada tanggal 6 Februari 1992 oleh Gubernur Jawa Timur pada saat itu Drs. Soelarso. Museum Airlangga terletak di Jalan Mastrip Nomor 1 Desa Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri dengan cakupan luas area 6670 m2. Museum Airlangga satu kawasan dengan wisata alam gua selomangleng yang terletak di tepi gunung klotok.

Sejarah didirikannya museum Airlangga berawal ketika pada tahun 1982 sering ditemukannya benda-benda purbakala di kota kediri. Sehingga, pada saat itu didirikanlah museum Tirtoyoso pada tahun 1986 yang terletak di Tirtoyoso Jalan A. Yani sebagai tempat penampung benda-benda yang diduga peninggalan jaman dahulu. Namun dikarenakan tempat dan sarana prasarana kurang memadai, pada masa 1991 didirikannya museum Airlangga di daerah Selomangleng hingga saat ini menjadi museum yang kita kenal.

Nama museum Airlangga Kediri diambil dari nama Raja Airlangga. Nama Airlangga memiliki arti "Air yang melompat". Airlangga lahir pada tahun 990 di Bali, putra dari Udayana yang memimpin kerajaan Bedahulu dari Wangsa Dermadewa. Ibunya bernama Mahendradatta, seorang putri Wangsa Isyana dari kerajaan Medang.

Bangunan museum Airlangga Kediri memiliki atap limasan dan dinding kaca sekelilingnya. Papan nama museum yang terletak di dibagian depan tiang terbuat dari kayu. Di pojok kiri kanan luar bangunan terdapat arca penjaga. Arca kanan menyerupai singa dengan kaki depan diangkat, sedangkan yang bagian kiri berupa raksasa/ buto namun wajahnya sudah tidak jelas dengan naga di kakinya. Dibagian depan terdapat beberapa arca batu berbentuk makara dalam berbagai ukuran yang diletakkan diruangan terbuka museum yang disekat secara sederhana. Makara adalah binatang mitologis yang bentuknya menyerupai ikan namun memiliki belalai, biasanya digunakan untuk menyalurkan air di candi-candi Hindu atau sebagai pancuran.

Koleksi Museum Airlangga

Koleksi museum Airlangga pada saat ini sebagian besar berasal dari penampungan benda cagar budaya alun-alun Kediri. Pada tahun 1951 paseban alun-alun dibongkar sehingga koleksi cagar budayanya dipindahkan ke pemandian kuak atau pemandian tirtoyoso. Pada tahun 1982 penampungan cagar budaya di pemandian tirtoyoso dikukuhkan sebagai museum daerah dengan nama museum Tirtoyoso. Dalam perkembangannya didirikan museum baru yang kini kita kenal dengan museum Airlangga. Pemindahan koleksi ini berlangsung antara bulan November hinga Desember Tahun 1991.

Museum Airlangga adalah satu-satunya fasilitas pemerintah kota Kediri untuk menampung, merawat, memelihara, dan menjaga barang arkeologi dan etnografi peninggalan Kerajaan Kediri dan peninggalan masyarakat Kediri zaman dahulu, menampung 147 buah koleksi arkeologi maupun etnografi. Di museum Airlangga terdapat dua gedung museum. Gedung arkeologi diperuntukkan khusus untuk menaruh benda purbakala jenis artefak atau arca-arca. Sedangkan untuk gedung etnografi khusus untuk menempatkan benda kebudayaan yang berkembang semacam peninggalan-peninggalan masyarakat jaman dahulu seperti, penginangan, piring-piringan, gamelan, senjata, keramik, dan sebagainya.

1. Gedung Arkeologi

Beberapa koleksi dari gedung arkeologi ini antara lain:

a) Gentong Batu, adalah wadah air suci yang terbuat dari batu andesit berbentuk bulat kerucut terpancung, gentong batu juga biasa disebut dengan "Jun".

b) Batu Angka Tahun, adalah sebuah relief yang menerangkan tahun pembuatan sebuah bangunan suci. Angka tahun tersebut diukir pada balok terbuat dari batu andesit. Biasanya batu angka tahun diletakkan di atas ambang pintu masuk candi.

c) Padmasana, adalah alas atau tempat duduk arca yang berbentuk teratai.

d) Altar Batu, merupakan sebuah batu monolit berbentuk menyerupai meja berhiaskan bunga padma pada sisinya. Fungsinya sebagai tempat meletakkan sesaji pada waktu upacara keagamaan.

e) Yoni, pada dasarnya membentuk balok dengan sebuah lubang di tengah, serta cerat pada salah satu sisinya. Lubang tersebut berfungsi untuk menancapkan patung siva/ lingga. Sedangkan ceratnya berfungsi untuk mengalirkan air pembasuh arca siva/ lingga tersebut sewaktu diadakan upacara. Di candi-candi hindu, yoni diletakkan di ruangan utama dengan ceratnya menghadap ke utara.

f) Arca, seperti arca durga mahisasuramadhini, ganeca, ardhanari, vishnu, sivanandi, sampai arca dewa wisnu. Arca atau patung yang terdapat di museum ini dibuat dengan tujuan utamanya sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja Tuhan atau dewa-dewinya. Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan dalam peradapan Hindu-Buddha. Diyakini kerajaan Kediri dulunya menganut agama Hindu, terlihat dari penemuan-penemuan terdapat arca-arca dewa-dewi yang mereka sembah.

dokpri
dokpri

g) Prasasti, seperti Prasasti Kusmala, Prasasti Cker, Prasasti Angin, dan Prasasti Bameswara. Prasasti merupakan maklumat yang berisi tentang perintah, pernyataan pujian, atau sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh seorang raja, pejabat tinggi istana kerajaan masa kuno dengan bahasa resmi. Prasasti-prasasati koleksi museum Airlangga kota kediri termasuk jenis prasasti batu (upala pasasti) berisi tentang pemberian status Sima (perdikan), yaitu sebuah tanah atau daerah yang mendapatkan potongan sebagian pajaknya. Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa prasasti batu sebenarnya merupakan sertifikat tanah desa masa Jawa kuno yang dimomenkan dalam bentuk sebuah tugu dan lengkap dengan simbol (lancana) raja yang memberikannya pada bagian atas. Alasan diberikannya prasasti yaitu sebagai upah perawatan bangunan milik raja dan sebagai balas jasa atas bantuan masyarakat ketika raja diserang musuh.

h) Jambangan Batu, berbentuk silinder tapi berpenampang lonjong hiasannya berupa bunga teratai. Benda dengan penampang mendekati lingkaran, biasanya artinya dikaitkan dengan asal mula hidup/ padma mula. Oleh karena itu, diperkirakan fungsi jambangan sebagai wadah air suci. Hal ini didukung hiasan berupa teratai yang melambangkan kesucian. Fakta yang unik bahwa jambangan batu yang terdapat di museum Airlangga ini adalah jambangan batu yang paling besar di Indonesia.

dokpri
dokpri

2. Gedung Etnografi

Gedung etnografi khusus untuk menempatkan benda kebudayaan yang berkembang semacam peninggalan-peninggalan masyarakat jaman dahulu seperti:

a) Piring keramik, yang digunakan keluarga kerajaan sebagai tempat santap makanan.

dokpri
dokpri

b) Penginangan, wadah khas peralatan dan perlengkapan menginang.

c) Gamelan, perangkat alat musik jawa yang terdiri dari atas saron, bonang, rebab, gendang, gong, dan sebagainya.

d) Senjata, seperti keris dan senjata tajam lainnya.

e) Keramik, keramik yang dimaksut adalah alat-alat seperti peralatan makan, dan benda hiasan pada keraton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun