Beberapa koleksi dari gedung arkeologi ini antara lain:
a) Gentong Batu, adalah wadah air suci yang terbuat dari batu andesit berbentuk bulat kerucut terpancung, gentong batu juga biasa disebut dengan "Jun".
b) Batu Angka Tahun, adalah sebuah relief yang menerangkan tahun pembuatan sebuah bangunan suci. Angka tahun tersebut diukir pada balok terbuat dari batu andesit. Biasanya batu angka tahun diletakkan di atas ambang pintu masuk candi.
c) Padmasana, adalah alas atau tempat duduk arca yang berbentuk teratai.
d) Altar Batu, merupakan sebuah batu monolit berbentuk menyerupai meja berhiaskan bunga padma pada sisinya. Fungsinya sebagai tempat meletakkan sesaji pada waktu upacara keagamaan.
e) Yoni, pada dasarnya membentuk balok dengan sebuah lubang di tengah, serta cerat pada salah satu sisinya. Lubang tersebut berfungsi untuk menancapkan patung siva/ lingga. Sedangkan ceratnya berfungsi untuk mengalirkan air pembasuh arca siva/ lingga tersebut sewaktu diadakan upacara. Di candi-candi hindu, yoni diletakkan di ruangan utama dengan ceratnya menghadap ke utara.
f) Arca, seperti arca durga mahisasuramadhini, ganeca, ardhanari, vishnu, sivanandi, sampai arca dewa wisnu. Arca atau patung yang terdapat di museum ini dibuat dengan tujuan utamanya sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja Tuhan atau dewa-dewinya. Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan dalam peradapan Hindu-Buddha. Diyakini kerajaan Kediri dulunya menganut agama Hindu, terlihat dari penemuan-penemuan terdapat arca-arca dewa-dewi yang mereka sembah.
g) Prasasti, seperti Prasasti Kusmala, Prasasti Cker, Prasasti Angin, dan Prasasti Bameswara. Prasasti merupakan maklumat yang berisi tentang perintah, pernyataan pujian, atau sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh seorang raja, pejabat tinggi istana kerajaan masa kuno dengan bahasa resmi. Prasasti-prasasati koleksi museum Airlangga kota kediri termasuk jenis prasasti batu (upala pasasti) berisi tentang pemberian status Sima (perdikan), yaitu sebuah tanah atau daerah yang mendapatkan potongan sebagian pajaknya. Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa prasasti batu sebenarnya merupakan sertifikat tanah desa masa Jawa kuno yang dimomenkan dalam bentuk sebuah tugu dan lengkap dengan simbol (lancana) raja yang memberikannya pada bagian atas. Alasan diberikannya prasasti yaitu sebagai upah perawatan bangunan milik raja dan sebagai balas jasa atas bantuan masyarakat ketika raja diserang musuh.
h) Jambangan Batu, berbentuk silinder tapi berpenampang lonjong hiasannya berupa bunga teratai. Benda dengan penampang mendekati lingkaran, biasanya artinya dikaitkan dengan asal mula hidup/ padma mula. Oleh karena itu, diperkirakan fungsi jambangan sebagai wadah air suci. Hal ini didukung hiasan berupa teratai yang melambangkan kesucian. Fakta yang unik bahwa jambangan batu yang terdapat di museum Airlangga ini adalah jambangan batu yang paling besar di Indonesia.