Mohon tunggu...
Pungky Prayitno
Pungky Prayitno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

bentuk lain ultraman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sial, Nama Tuhan Buat Mainan!

22 Agustus 2010   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baim . (sumber : malak neng google)

Saya sedikit risih. Ketika tau di dunia anak muda sedang tren kalimat yang (mungkin) menurut mereka lucu. Tapi buat saya, itu membuat remeh nama Tuhan.

"ya Allah Baim gak bisa tidur ya Allah.."

"ya Allah beliin baim blekberi ya Allah.."

"ya Allah baim kesepian ya Allah.."

"ya Allah pacar baim kemana ya Allah.."

Hey! Tuhan bukan buat mainan!

Hampir setiap hari. segambreng status facebook tertulis demikian. Status twitter apalagi. Seabrek teman-teman muda menjadikan permohonan Baim sebagai Tren! semua menjadikan diri seolah-olah Baim yang sedang berdoa pada Tuhannya. Bahkan para selebriti, yang situs jejaring sosialnya dibuka seabrek manusia. Membuat Tuhan semakin remeh terbaca. Saya tidak suka.

Ini subjektif.

Saya emosi. Iya emosi. Kalimat permohonan kepada Tuhan digunakan sesukanya. Tidak, kebanyakan dari mereka tidak sedang benar-benar memohon pada Tuhan, tapi sedang mengeluarkan sedikit bahan tertawaan. Tuhan dijadikan lelucon bercandaan. Jahat!

Kalimat seperti itu menjadi trend sejak kehadiran sinetron berjudul "Baim Anak Sholeh" yang ditayangkan di salah satu stasiun TV di Indonesia. Sinetron tentang anak kecil bernama Baim itu memang mengajarkan kebaikan untuk anak-anak dan mengajarkan bahwa segala permasalahan bisa kita ceritakan kepada Tuhan yang maha kuasa atas alam raya.

Baim anak yang lucu, terkenal pintar dan cerdas. Tak heran jika polahnya dalam sinetron menjadi kegemaran banyak orang. Pesan-pesan religi yang disampaikannya pun sampai dengan sederhana ke kepala banyak manusia.

Lagi-lagi ada yang salah dengan masyarakat kita. Anak muda khususnya. Kenapa yang seperti itu justru malah dibuat mainan? iya, Baim memang lucu. Iya, apa-apa mari memohon pada yang maha kuasa. Iya, Kalimat permohonan baim tidak ada yang salah. Tapi apa pantas kalimat seperti itu menjadi bahan bercandaan sehari-hari?

Bahkan saya sangat risih dengan (maaf) teman-teman non islam yang ikut-ikutan menggunakan kalimat tersebut untuk bercandaan. Itu Tuhan, teman-teman!! Permohonan kepada Tuhan bukan bercandaan! Kenapa demi bercandaan kalian sampai memohon pada Tuhan yang tidak kalian sembah?

Satu lagi. untuk mereka yang menulis nama Tuhan seenak jidat.

"yauloo..baim blablabla yaoulooo"

Eerrrgh, kalian jahat! Jahat! nama orang tua dibuat mainan saja sudah menjengkelkan. Apalagi ini. Tuhan!

Maaf. Saya emosi. Saya risih. Saya tidak suka.

Buat saya memohon pada Tuhan adalah hal intim. Berbicara pada Tuhan bukan lagi urusan bercanda suka-suka sambil tertawa-tawa. Tentang Tuhan bukan untuk bercandaan!

Ini subjektif. Saya tidak suka.

Purwokerto. lupa tanggal Agustus 2010

Sepertinya menghargai soal Tuhan (yang manapun) bukan cuma urusan orang beragama taat. itu urusan manusia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun